Kamis, 30 Mei 2013

Nelayan Miskin di Negeri Kaya "Penyebab Kemiskinan Nelayan"

Sewaktu berkunjung ke daerah pesisir, tak jarang kita akan menemukan gubuk sederhana nelayan,  kebanyakan terlihat kusam, terbuat dari kayu yang mudah lapuk. belum lagi satu gubuk kadang ditempati hingga 8 anggota keluarga. Hal ini tentu menandakan kondisi perekonomian mereka... menunjukkan kemiskinan yang sedang mereka alami.. menunjukkan penderitaan mereka, apalagi ketika musim paceklik menjelang "Ombak biasa besar, sehingga nelayan tak Melaut". Jika tidak melaut maka tentu tak ada penghasilan.
TAHUKAH KITA ? bahwa seperempat dari seluruh total penduduk miskin yang berada di Indonesia adalah dari kelompok dan keluarga nelayan tradisional di pesisir, yaitu sebanyak 7,87 juta orang atau 25,14 persen dari total penduduk miskin nasional yang sebanyak 31,02 juta orang. Ironi Bukan?
Dari banyak sumber yang saya dapatkan, ada banyak hal pendapat tentang penyebab kemiskinan nelayan indonesia.
Beberapa diantaranya
1. Ahmad Solihin dalam bukunya Politik dan Hukum Perikanan
" Setidaknya ada 3 hal yang menjadi penyebab kemiskinan nelayan diantaranya faktor alamia (kondisi sumberdaya alam), Kultural (budaya) dan Struktural (Keberpihakan pemerintah).
  • Pertama faktor kondisi alam " Penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan sehingga kelestarian sumberdaya laut terancam. tentu saja hal ini meresahkan masyarakat nelayan yang selalu tergantung terhadap sumberdaya ikan di laut.
  • Kedua faktor Struktural "  Sebagai masyarakat miskin tak berdaya terkadang nelayan tidak mempunyai bargaining position bahkan kerap dijadikan tumbal sebuah kebijakan pemerintah. Kenaikan BBM misalnya.. tentu saja dengan kenaikan BBM ini akan memberikan dampak yang sangat besar khusunya dalam biaya operasional . Naiknya BBM menyebabkan efek domino dimana barang-barang yang menjadi kebutuhan mereka sendiri menjadi naik, seperti es batu, alat tangkap, bahan makanan. Tentu saja akan menambah beban nelayan dimana keadaan tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan nelayan.
2. Rahmatullah dalam sebuah tulisan di "www.rahmatullah.net "

Beliau mengungkapkan lima masalah pokok terkait penyebab kemiskinan masyarakat nelayan yang terjadi di Indonesianya diantaranya:
  • Pertama. Kondisi Alam menyebabkan kemiskinan masyarakat nelayan. Hal ini karena nelayan hidup dalam suasana alam yang keras (Ombak, Badai dan penuh resiko dilaut bebas) yang selalu diliputi ketidakpastian dalam menjalankan usahanya.
  • Kedua. Tingkat pendidikan nelayan. Nelayan yang miskin umumnya belum banyak tersentuh teknologi modern, kualitas sumber daya manusia rendah dan tingkat produktivitas hasil tangkapannya juga sangat rendah.
  • Ketiga Pola kehidupan nelayan. Pola hidup konsumtif juga menjadi masalah besar, dimana pada saat penghasilan banyak, tidak ditabung untuk persiapan paceklik, melainkan dijadikan kesempatan untuk membeli kebutuhan sekunder.
  • Keempat. Pemasaran hasil tangkapan. Tidak semua daerah pesisir memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Hal tersebut membuat para nelayan terpaksa untuk menjual hasil tangkapan mereka kepada tengkulak mahal dengan harga di bawah harga pasar. Kelima. Program pemerintah yang belum memihak nelayan, kebijakan pemerintah yang tidak memihak masyarakat miskin, banyak kebijakan terkait penanggulangan kemiskinan bersifat top down dan selalu menjadikan masyarakat sebagai objek, bukan subjek. Kebijakan yang pro nelayan mutlak diperlukan, yakni sebuah kebijakan sosial yang akan mensejahterakan masyarakat dan kehidupan nelayan.
3.  Kusnadi dalam sebuah buku "Akar Kemiskinan Nelayan"
 Dalam buku ini ditegaskan ada enam faktor yang menjadi akar kemiskinan nelayan
  • Pertama. Keterbatasan Kualitas sumberdaya Nelayan
  • Kedua. Keterbatasan modal usaha dan teknologi penangkapan
  • Ketiga. Hubungan kerja (pemilik perahu- Nelayan Buruh) dianggap kurang menguntunkan khusunya bagi nelayan buruh. klo daerah sulawesi lebih akrab dengan istilah "Ponggawa-Sawi) ponggawa adalah pemilik kapal sementara sawi adalah awak atau anak buah kapal.
  • Keempat. Kesulitan melakukan diversifikasi usaha penangkapan.
  • Kelima. Ketergantungan yang tinggi terhadap ekupasi melaut
  • Keenam. Gaya hidup yang dipandang "boros" sehingga kurang berorietasi masa depan
4. Rokhmin Dahuri dalam sebuah tulisan "Akar Masalah Kemiskinan Nelayan dan Solusinya"
Menurut beliau nih setidaknya ada sembilang permasalahan teknis yang menyebabkan nelayan miskin
  • Pertama, banyak nelayan yang kini melakukan usaha penangkapan ikan di wilayah-wilayah perairan laut yang stok SDI (sumber daya ikan) nya mengalami overfishing (tangkap lebih)
  • Kedua, pencemaran laut, perusakan ekosistem pesisir (seperti mangrove, terumbu karang, padang lamun, dan estuari) yang semakin dahsyat, dan perubahan iklim global ditenggarai menurunkan stok (populasi) SDI.
  • Ketiga, sebagian besar nelayan menangani (handling) ikan hasil tangkapan selama di kapal sampai di tempat pendaratan ikan (pelabuhan perikanan) belum mengikuti cara-cara penanganan yang baik (Best Handling Practices)
  • Keempat, hampir semua nelayan tradisional mendaratkan ikan hasil tangkapannya di pemukiman nelayan, tempat pendaratan ikan (TPI), atau pelabuhan perikanan pantai (PPP) yang tidak dilengkapi dengan pabrik es atau cold storage dan tidak memenuhi persyaratan standar sanitasi dan higienis. 
  • Kelima, di masa paceklik dan kondisi laut sedang berombak besar atau angin kencang (badai), antara 2 sampai 4 bulan dalam setahun, nelayan tidak bisa melaut untuk menangkap ikan.
  • Keenam, pada musim paceklik, harga jual ikan di lokasi pendaratan ikan biasanya tinggi (mahal), tetapi begitu musim ikan (peak season) tiba, harga jual mendadak turun drastis.
  • Ketujuh, kebanyakan nelayan membeli jaring, alat tangkap lain, BBM, beras, dan bahan perbekalan lainnya untuk melaut juga dari pedagang perantara yang jumlahnya bisa lebih dari dua tingkatan, tidak langsung dari pabrik atau produsen pertama.
  • Kedelapan, harga BBM dan sarana produksi untuk melaut lainnya terus naik, sementara harga jual ikan relatif sama dari tahun ke tahun, atau kalaupun naik relatif lamban.
  • Kesembilan, sistem bagi hasil antara pemilik kapal ikan, nahkoda kapal, fishing master, dan ABK ditenggarai jauh lebih menguntungkan pemilik kapal. Dan, yang paling dirugikan adalah ABK.  Karena itu, pada umumnya pemilik kapal modern (diatas 30 GT) beserta nahkoda kapal dan fishing master sudah sejahtera, bahkan kaya.  Sementara, ABK nya masih banyak yang miskin.

 Salah satu nelayan penangkap ikan (diambil pada pelaksanaan PKL di Kabupaten Maros)
Perkampungan nelayan di Dusun Kuri Lompo, Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Sul-Sel (diambil pada pelaksanaan PKL MSP UNHAS Angk.2009)


Informasi ini dikutip dari berbagai sumber dengan beberapa pengembangan dari penulis. Bukan bermaksud plagiat dengan mengutip beberapa sumber namun semata-mata hanya untuk menambah ilmu pengetahuan kita semua sehingga kelak dengan mengetahui permasalahan yang ada dinelayan maka kita tergerak untuk menyelesaikan persoalan itu...
Jayalah Pesisirku, Jayalah Nelayan.. Mari wujudkan Laut Lestari Nelayan Sejahtera.







Rabu, 29 Mei 2013

Kuri Caddi, Daerah pesisir terpencil penuh pesona Kabupaten Maros

Kuri caddi merupakan salah satu dusun pesisir (dekat laut) dari empat dusun yang terdapat Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros. Ketiga dusun lainnya adalah dusun  tala-tala, Mambue dan dusun kuri lompo yang dulunya merupakan satudusun dengan kuri caddi.
 Terpencil, yah.. kata yang pas menggambarkan kondisi kuricaddi saat ini. Sangat sulit untuk menjangkau lokasi ini. nih saya gambarkan sedikit perjalanan menuju kuri caddi. Pertama perjalanan dari makassar (Sudiang) diawali dengan masuk ke jalan tol masuk di terowongan pertama trus masuk dijalan poros pattene, nah klo sudah dapat jalan pattene perjalanan diteruskan kurang lebih 30 menit (jaraknya kira-kira 10-15 km). nah setelah sampai diujung jalan beton, nah itu artinya teman-teman sudah sampai didusun kurilompo, saatnya menuju dusun kuri caddi.
Untuk mencapai kuricaddi dapat ditempuh dengan dua jalur.. yang pertama jalur darat, biasanya lewat pintu merah'istilah warga setempat menggambarkan jalan menuju ke Kuri Caddi (kendalannya jalannya berombak, berbatu, kadang becek, berlumpur, bahkan beberapa jalannya putus, tak ada jembatan sehingga kayaknya perlu kendaraan offroad neh) tapi tenang saja klo sudah biasa pasti sudah tak terasa, seperti yang dilakukan masyarakat kuri caddi selama bertahun-tahun. Jalur yang kedua adalah lewat laut, nah untuk jalur ini biasanya kita mesti memesan kapal/perahu nelayan yang banyak berlabuh didusun kurilompo, biasanya juga
 harus melihat pasang surutnya air laut. klo surut biasanya perahu susah berangkat, jadi mesti menunggu air pasang.  nah untuk jalur ini biasanya ditempuh paling tidak 10 menit perjalanan
Nah ini gan jalan menuju kuri Caddi( diambil pada saat survei 2013)
Nah klo yang ini gan jalur laut (diambil saat kunjungan ke kuricaddi tahun 2013)
 Perjalanan ke kuri caddi teryata mengasyikkan juga yach, bagamana tidak ? di sekeliling kita disuguhkan pemandangan menarik, disisi kiri, kanan jalan jelas terlihat tambak udang, dan tambak ikan yang begitu luas, sesekali  terdengar gemericik percikan air "tanda ikan dan udang ditambak tersebut tumbuh sehat". belum lagi disisi jalan tumbuh beranekaragam jenis mangrove yang sangat jarang kita temui di tempat lain seperti Api-api (avicenia sp), Bakau (Rhizopora), Kelli-kelli(acanthus), Sambuta(exoecarya agalocha), Sonerattia atau padada serta beberapa jenis mangrove yang lain. beraneka jenis mangrove ini jelas menandakan bahwa keasrian alam dusun kuri caddi. konon dahulu daerah ini dipenuhi mangrove namun karena kebijakan pemerintah beberapa tahun lalu sehingga banyak mangrove yang ditebang dan dijadikan tambak seperti yang kita saksikan sekarang teman.
Pemandangan yang tak kalah menari adalah ketika berada diujung jalan dekat laut maka sejenak kita menikmati hamparan pasir putih, sangat indah. meski di kejauhan tampak kota makasar dengan segenap hiruk pikuknya, namun disini sangatlah sunyi dan tenang. gemericik ombak ditambah hembusan angin sepoi-sepoi seakan-akan membuat hati enggan untuk beranjak dari tempat ini.sangat indah.. So beautiful, So nice, Amazing atau apalah untuk menggambarkan keindahan daerah ini. Namun sangat disayangkan karena letaknya yang terpencil sehingga tidak diperhatikan oleh pemerintah setempat.
 Nah bagus kan? ini foto mansyarakat dusun kuri caddi gan( Diambil pada saat pengenalan mangrove oleh LSM mangrove action project 2013)

Mangrove di dusun kuri caddi (bagian terluar didominasi jenis Api-api dan parappa)
Nah itulah tdi gambaran perjalanan ke kuri caddi, meyenangkan bukan? menarik dan kaya pengalaman...
Sekarang kita coba mengenal masyarakat kuri caddi
Di dusun kuri caddi terdiri dari kurang lebih 200 kepala keluarga. hampir semuanya berprofesi sebagai nelayan. klo nelayan pasti sudah tau kan? nelayan itu sebutan buat mereka yang sehari-harinya berprofesi dilaut dan menangkap ikan. Nah nelayan dikuri caddi umummya berprofesi menangkap rajungan (salah satu jenis kepiting). Biasanya dalam sehari berangkat dua kali yaitu berangkat pada sore hari sekitar jam 3, pulang sekitar jam 7 malam dan pagi/subuh hari sekitar jam 5 pagi pulang jam 8 pagi. Tangkapannya bervariasi tergntung musimnya, tapi berkisar 5-10 kg perhari. setiap hari rajungan yang ditangkap dijual kepengepul untuk membeli keperluan sehari-hari, harganya juga bervariasi sekitar 17 ribu-20 ribu/ kg. Alat tangkap yang digunakan adalah bubu "dalam bahasa lokal dikenal Rakkang". yang menarik adalah disini ada juga kesetaraan gender loh, artinya ada pembagian tugas dan tanggung jawab yang seimbang antara laki-laki dan perempuan. biasanya perempuan nelayan ketika suaminya berangkat melaut maka perempuan-perempuan ini bekerja memperbaiki jaring terkadang jika lagi musim udang mereka juga bertugas untuk menjemur udang hasil tangkapan ini"Maddaring/istilah menangkap udang kecil atau ebi".

 Salah satu nelayan penangkap rajungan di dusun kuri caddi.

 Diskusi dengan masyarakat dan tokoh setempat
Nah... itu tadi gan sekilas tentang kuri caddi, semoga kelak Kuri Caddi dengan segenap potensi alamnya dan keramahan penduduknya dapat diperhatikan oleh pemerintah. Hal yang lain yang penting juga kita perhatikan adalah akses jalan, nah dimana klo akses jalan sudah bagus tentu perekonomian masyarakat juga sudah meningkat... nah buat yang sudah kenal daerah ini bantu juga yach memperkenalkan daerah ini bisa dengan berkunjung langsung atau melalui media seperti yang saya lakukan ini..
oke guys selamat berjuang!!! semoga kelak masyarakat Kuri Caddi dapat Berkembang seperti daerah-daerah yang lain. Amien..






Selasa, 21 Mei 2013

Beasiswa Dosen S2 Saintek Unsulbar (Universitas Sulawesi Barat) dikti 2013

Hay gan....
Pagi-pagi ada teman yang beri info terkait pengumuman  beasiswa Hasil Seleksi Tahap 1 Calon Dosen Pra S2 Saintek Unsulbar (Universitas Sulawesi Barat) dikti 2013 di kampus Politeknik Negeri Ujung pandang (POLTEK) segera saja sy meluncur ke kampus gan.... ini gan sy potret buat yang lagi jauh atau  gak sempat liat pengumumannya.. Semoga lulus  yach gan..:)
Semoga bermanfaat gan :)