Selasa, 27 September 2011

judul pemenang pimnas XXIV Unhas Makassar


berikut ini judul pemenang pimnas"semoga bermanfaat"
Lomba Penunjang Pimnas  Bidang Kewirausahaan:
1.      ITB, judul ‘’Bisnis Model Aksesoris Etnik Indonesia dari Emas Imitasi Kokon Ulat Sutra Liar Cricula Trifenestrata’’, nilai 634.
2.      Institut Teknologi 10 November, judul ‘’Sego Njamur’ sebagai Alternatif Pemenuhan Makanan Praktis yang Bergizi dan Murah bagi Mahasiswa dengan Pengemasan ala Nasi Onigiri’’, nilai 588.
3.      Unhas, judul ‘’Etos Art; Natural and Classic Flower’’, nilai 565.
Presentasi Lomba Karya Tulis Ilmiah Bidang Lingkungan:
1.      IPB (Indra Kurniawan Saputra, Mujibur Rahman, Laita Nurjannah), judul ‘’Antisipasi Ancaman Pemanasan Global Melalui Penyelamatan Plasma Nuftah Padi Lokal Singkarak untuk Menghasilkan Varietas Unggul Tahan Kering bagi Kalangan Petani’’, nilai 86,11.
2.      Unhas (A.Husnul Atimah, Sitti Marwah, Nely Fadrianis), judul ‘’Pemberdayaan Perempuan Pesisir dalam Upaya Pelestatian Lingkungan Pesisir di Sulawesi Selatan’’, nilai 84,48.
3.      UI (Rima Rahayu, Dina Novita Sari),judul ‘’Asuransi Lingkungan sebagai Asuransi Wajib untuk Pembangunan Berkelanjutan’’, nilai 82,03.
Karya Tulis Kemaritiman (Bidang Ilmu dan Teknologi Kelautan)
1.      Institut Teknologi 10 November (Ghufron, Mirza Ghulam I, Yiyin Kistafani), judul ‘’Brown Gas Electrolyzer, Inovasi Teknologi  Alat Penghemat BBM pada Mesin Perahu Berbasis Oxyhidrogen (HHO) sebagai upaya Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Nelayan Indonesia’’, nilai 88,3.
2.      Institut Teknologi 10 November (Ika Suwandi, Sonu Junianto), judul ‘’Plara Power’’, Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut dan Angin sebagai Solusi Krisis Listrik Pulau-Pulau Kecil’’, nilai 87,7.
3.      Univ.Negeri Yogyakarta (Hamid Abdullah, Arif Yuniarto, Anwar Hidayat), judul ‘’Fly Wheel and Luv Foluser,Peningkatan Keefektifan Kincir Angin dan Solar Cell sebagai Sumber Energi Listrik  Terbaru di Daerah Pesisir’’, nilai 86,7.
Karya Tulis Kemaritiman (Bidang Sosial, Budaya, Politik, Ekonomi, Hukum, dan Kesehatan).
1.      Universitas Jember (Mochammad S:holehuddin), judul ‘’Upaya Peningkatan Kualitas udara dengan Penanaman Casuarina equisetifolia untuk kawasan wisata pantai yang sehat’’, nilai 93,46.
2.      Universitas Indonesia (Annisa Meutia R, Avina Nadhila W, Even Apillyadi), judul ‘’Kurikulum Kemaritiman Berbasis Muatan Lokal, Upaya Alternatif Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia di Wilayah Pesisir’’, nilai 92,77.
3.      Universitas Brawijaya (Nugroho Wiratma, Feri Dewi Riyanto, Adi Gunawan S.), judul ‘’Teknologi Kemaritiman Blue Heart Ocean melalui Pemberdayaan Masyarakat dalam Coastal Management melalui Implementasi Konsep Economic for Ecology, nilai 92,77.
Penghargaan Presentasi Ilmiah
PKM GT-1                          
1.      Setara Emas: Institut Teknologi 10 November (Lisana Shidqina, Ridho Prawiro, Arwita Sari), judul ‘’Jakarta Mangrove Waterfront City (JMWFC) Konsep Kota Terapung dengan Branding Image MraC (Mangrove Rhizophorachitecture) sebagai Kota Alternatif Hijau Masa Depan’’
2.      Setara Perak: Universitas Airlangga (M.Primadion S.., Derry Wahyu S, Kholiyawati), judul ‘’Pendirian ASYAPADA (Asuransi Berbasis Syariah bagi Pahlawan Devisa) dengan Sistem Takaful Berakad Mudharabah sebagai Perwujudan Kepedulian Pemerintah terhadap Kesejahteraan TKI di Luar Negeri’’.
3.      Setara Perunggu: Institut Teknologi Bandung (Iswiati Utamiputeri, Mediana Safitri, Null), judul ‘’SistemTerpadu Peringatan Dini Bencana Kelautan di Pesisir Selatan Jawa Barat’’.
PKM GT-2
1.      Setara Emas: Univ.Negeri Semarang (Khanafi, Akhfa Irawan, Dwi Agung Panca Sakti), judul ‘’ Mart Flying Float , Pelampung Terbang Penyelamat pada Penumpang Kecelakaan Pesawat Terbang yang Jatuh di Air’’.
2.      Setara Perak: Institut Teknologi Bandung (Shofarul Wustoni, Almasul Alfi, Aisyah), judul ‘’Inovasi Proses Produksi Garam untuk Kemandian Indonesia’’.
3.      Setara Perunggu: Institut Teknologi 10 November (Imam Fauzi, Muchlis, Nadia Handayani), judul ’’Batechsant (Battery Technology of Sound Power Plant): Inovasi Teknologi Baterei Pembangkit Listrik Masa Depan Melalui Pemanfaatan Energi Suara pada Mesin Induk Kapal’’.
PKMK 1
1.      Setara Emas: UGM (Elok Pawening Maharani, Sari Yuslia, Dyah Tri Wilujeng), judul ‘’Beckham, Bekatul Ice Cream Multivarian Solusi   Prospektif Produk Samping Padat Gizi’’.
2.      Setara Perak: Institut Teknologi 10 November (Volare Amanda, Cihe Aprilia B, Zia Ardhi)  judul ‘’Edugames: Bisnis Education Games Berbasis Permainan Tradisional Melalui Sistem Pemasaran Interaktif’’’.
3.      Setara Perunggu: IPB (Larasati Anggraini, Sucil Aryanti, Lutfhan Hadhi Priambodo), judul ‘’Kebab Caprio: Kebab Ikan Euthynnus affinis sebagai Alternatif Makanan Pokok Sehat dan Berprotein Tinggi yang Mampu Meningkatkan Kecerdasan’’.


PKMK-2
1.      Setara Emas: UGM (Putu Ary D,  harmayanti, Aris Rudianto, Luqman Hakim), judul ‘’Komersialisasi Usaha Penyamakan Kulit Ikan dari Limbah Kulit Industri Fillet sebagai Bahan Baku Industri Barang Jadi Kulit dengan Metode Penyamakan Nabati Kimbinasi Sintetis’’.
2.      Setara Perak: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara Malang (Andi Tripenus Frayuda, Robin Onggo H, Fanky Widjaya), judul ‘’Pembuatan Usaha Wallpicture Kamar Tidur Puzzle Ecawall sebagai Sarana Mewujudkan Kemandirian Finansial Mahasiswa’’.
3.      Setara Perunggu: ITB (Yeris Permata Octarina, Ridny Mifta Rachman, Zain Fathoni), judul ‘’Jaketrans, Jaket Bertransformasi sebagai Peluang Dunia Usaha Fashion Modern yang Praktis dan Inovatif’’.
PKMK-3
1.      Setara Emas: UGM (Fuad Assani, Sieta Rahmawati, Yuntia Astutisari), judul ‘’Ricebran Coffee Inovasi Unik Minuman Kopi yang Sehat dan Kaya Nutrisi’’.
2.      Setara Perak: Institut Teknologi 10 November (M.Rizal I, M.Ersal A, Wipri A), judul ‘’T-Lang Lamp Aromatheraphy: Lampu Tidur-Langit yang Siap Membuat Tidur Lebih Berwarna dan Berkualitas dengan Bau Wangi Khas Alam dan Sorotan Cahaya Proyeksi pada Dinding Atap Kamar Tidur Anda’’.
3.      Setara Perunggu:Unpad (Himas Fajria Kristel, Indri Andini Maskadi, Ita Purnama Sari Sunarya), judul ‘’Lahiropy (Lampus Hias Aromatheraphy) Kreasi Unik Lampu Hias untuk Relaksasi’’.    
PKMK-4
1.      Setara Emas:Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Malangkucecwara Malang (Alin Putri Prameswari, Mirsha Stefanie S., Syafarina Nanda S.), judul ‘’Kerah Gantung sebagai Mediasi Penampilan Pekerja Aktif dan Kemudahan Berbusana Santai’’.
2.      Setara Perak: Univ.Jenderal Soedirman (Ankardiansyah Pandu P, Ernie Hartini, Arintyas Septaputri), judul ‘’Jasa Pengembangan Karakter menggunakan Hipoterapi dan Neuro Linguistic Programming (NLP)’’.
3.      Setara Perunggu: Univ.Negeri Semarang (Thohiriyah, Oki Prisnawan Dani), judul ‘’Gema Store, Usaha Pemasaran Gematop (Detektor Pencuri Laptop)’’.
PKMM-1
1.      Setara Emas: UGM (Immas Titi Handayani, Arina Nikma Baroroh, Kurnia Amanati), judul ‘’Herbal Homeschooling sebagai Upaya Pembentukan Pos Herbal Desa Melalui Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Khoirunnisa Desa Sandangmulyo Kecamatan Minggir Sleman’’.
2.      Setara Perak: IPB (Siti Lutfiyah Azizah, Nurul Hikmawati, Siti Suraehah Tul Azhari), judul ‘’Dongeng si Edo (Edukasi Dongeng) sebagai Pembantukan Karakter Green Kids bagi Siswa TK zal-Muchtari di Desa Cimande Talang 2 Bogor’’.
3.      Setara Perunggu: Universitas Jambi (Supriadi A, Kartika Irmawati, Vevi Vrianti), judul ‘’Pembinaan Kelompok Pengrajin Souvenir Khas Situs Percandian Muao Jambi di Desa Muaro jambi Kecamatan Muaro Sebo Kabupaten Muaro Jambi’’.
PKMM-2
1.      Setara Emas: IPB (Junaida Astina, Gia Marta Novia, Firawati Sylvia Syam), judul ‘’Permainan Edukasi Kesehatan dan Aksi Lingkungan dalam Rangka Menciptakan Agen Perubahan Sejak Dini’’.
2.      Setara Perak: Unismuh Makassar (Suadi S., Marhaeni Sabil, A.Fitriani), judul ‘’Suplemen Alquran Bergambar dan Kapsul Tajwid Bergambar sebagai Media Edukasi, Motivasi, dan Penanaman Moral Anak-Anak’’.
3.      Setara Perunggu: Unpad (Evan Mulyana, D Nugraha, M.Nurfalaah), judul ‘’Pompa Pascal Hidrolik Sebagai Alternatif Pendistribusian Air di Lahan Pertanian yang Berundulasi di Desa Hegamanah Kecamatan Jatinangor’’.
PKMM-3
1.      Setara Emas: Unismuh Surakarta (Qori Pratiwi, Nasruddin Purwo Nugroho, Bherta Eka A), judul ‘’Pelatihan Keterampilan Merawat Diri pada Penderita Kusta dan Keluarganya di Wilayah Kerja Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur’’.
2.      Setara Perak: Universitas Jambi (Rince Maryunika, Lucky Alza, Derianto), judul ‘’Pelatihan Pembibitan dan Penanaman Kayu Ipuh (Antaris Toxicaria Lesch) kepada Suku Anak Dalam (SAD) di Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo.
3.      Setara Perunggu: Univ.Negeri Semarang (Shikhah Amna, Liliek Handoko, Bhayu zanggita Subarkah), judul ‘’Aban (Abon Ikan): Kreasi Pengolahan Ikan BS Berbasis Nilai Jual sebagai Upaya meningkatkan Pendapatan Masyarakat Nelayan di Desa Purworejo Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.

PKMP-1
1.      Setara Emas: Institut Teknologi 10 November (Ferbreyer CDA, Ridho Prawiro, Fardilla R.), judul ‘’Investigasi Geometri dan Material Sticky Brushes sebagai Pengunci pada Sistem Sambungan Ramah Lingkungan G-Feey (GECKO FEET)’’.
2.      Setara Perak: Univ.Brawijaya (Dedy Bagus P, Iyuki Harnowo,  Manggih Lejaringtyas), judul ‘’Aplikasi Pewarna Bubuk Merah Alami Berantioksidan dari Ekstrak Biji Buah Pinang (Area Catechu) sebagai Bahan Pengganti Pewarna Sintetik pada ProdukPangan’’.
3.      Setara Perunggu: UGM (Aniqa Meilani Rahiemna, Mutia Megafitriah, Pradipta Ramadhani), judul ‘’Formulasi Neopartikel  Kitosan-PGV-0 dengan Metode Ionik-Gelasi’’.
PKMP-2
1.      Setara Emas: UGM (Arius Suwondo, Prenali D.Sattwika, Felicia Widyaoputri), judul ‘’Myrmecodia Peden; Alternatif Kemoterapi Kanker Payudara dengan Efek Samping Minimal’’.
2.      Setara Perak: IPB (Riahna br Kembaren, Indra Kurniawan Saputra, M.Iqbal Akbar M) judul ‘’Isolasi dan Nanoenkapsulisasi Lutein dan Mikroalga Scenedesmus sp untuk Aplikasi Pewarna Alami Pangan’’.
3.      Setara Perunggu: IPB (Ratna Sari Dewi, Norita Afriadiana, Rika Kurnia), judul ‘’Inovasi Baru Smart Battery Material dengan Bahan Dasar Film Polimer Elektrolit Chitosan dan PVA sebagai Alternatif Energi Terbarukan’’.
PKMP-3
1.      Setara Emas: UGM (HerwandhaniP, Standie Nagadi, Ifani Amalia Saktiningtyas), judul ‘’Potensi Kulit Jerut Purut (Citrus Hustrix D.C.) sebagai Agen Imunomodulator yang Perspektif pada Penekanan Efek Imunosupresi Kemoterapi’’.
2.      Setara Perak: Universitas Udayana (I Komang Ana Mahardika, I Putu Gede Fajar Mahayasa, Gede Surya Ambara), judul ‘’Pengaruh Perubahan Senyawa Kimia M-Xilohidroksiquinon dari Ekstrak Biji Kacang Ercis (Pisum Sativum) terhadap Gangguan Siklus Spermatogenesis pada Mencit Jantan’’.
3.      Setara Perunggu: Universitas Brawijaya (Benny Arie P, Aditya Indra, Achmad Arrizal), judul ‘’Potensi Lupeol pada Ekstrak Tapak Liman (Elephantophus Scaber L) sebagai inhibitor NFKB: Pendekatan Terapi Antiinflamasi Aterosklerosis).  
PKMT-1:
1.      Setara Emas: Institut Teknologi 10 November (Bardo Wenang, Muhammad Alfiansyah, Ahmad Sofyan Hariri), judul ‘’Automatic Hospital transfer bed sebagai alur penghubung antarlantai melalui tangga rem berbasis horisontal automation levelposition patient dan line following’’.
2.      Setara Perak: Universitas Padjadaran (Dzikrie Prima Gumilar, Rizqi Rahmatul Hakim, Raniek Djingga), judul ‘’Mycro Hydro Mechanic Double Turbine untuk Mencari Sawah Tadah Hujan’’.
3.      Setara Perunggu: Institut Teknologi 10 November (Hari Purnawiyanto, M.Aris Maulana, Faisal Setiawan), judul ‘’Alat Pengendali dan Pengawas Penggunaan Listrik pada Ruangan Gedung Bertingkat Berbasis Web’’.
PKMT-2
1.      Setara Emas: UGM (M.Abdul Rasyidi, Ridwan Kharis, Nopa Widyanto), judul ‘’Mesin Pengambil Pati Ubi Lembong untuk Efisiensi dan Peningkatan Produktivitas Ongol-ongol Lembong’’.
2.      Setara Perak: ITB (Mohammad Ikhsan, Panji Bagus Suroaji, Intan Indahsari), judul ‘’Penerapan Teknologi Perfilman untuk Sarana Publikasi Karya Institusi Pendidikan di Indonesia’’.
3.      Setara Perunggu: Institut Teknologi 10 November (Firmansyah Putra Pratama, Yosa Rosario), judul ‘’Penggunaan Sensor Ultrasonik untuk Peningkatan Keleluasaan Gerak pada Tunanetra’’.
PKMT-3
1.      Setara Emas: Univ.Airlangga (Fendy Purwanda, Yulan Febriawan, Luthfiana Dysui S.), judul ‘’Test Hematokrit Digital (THD) Alat Pendeteksi Pasien Demam Berdarah’’.
2.      Setara Perak: Institut Teknologi 10 November (Septian Eko Hari Wicaksono, Brian Rahardi, Andika W.Sahputra), judul ‘’Tempat Tidur Pasien Ber-Conveyor Belt yang bersahabat dengan Sistem Kemandirian Pasien’’.   
3.      Setara Perunggu:UGM (Ridho Handoyo, Christian Antonia LP, Antonius Allan Darmasaputra), judul ‘’Sistem Keamanan Kwhmeter Semi Digital Berbasis SMS sebagai Solusi untuk Mengatasi Maraknya Tindak Kejahatan Pencurian Listrik’’.

Jumat, 26 Agustus 2011

ikan tuna
               Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili Scombridae, terutama genus Thunnus. Ikan ini adalah perenang handal (pernah diukur mencapai 77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin dari pada ikan lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip biru (Thunnus thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi. 
Biologi
           Tuna memiliki bentuk tubuh yang sedikit banyak mirip dengan torpedo, disebut fusiform, sedikit memipih di sisi-sisinya dan dengan moncong meruncing. Sirip punggung (dorsal) dua berkas, sirip punggung pertama berukuran relatif kecil dan terpisah dari sirip punggung kedua. Di belakang sirip punggung dan sirip dubur (anal) terdapat sederetan sirip-sirip kecil tambahan yang disebut finlet. Sirip ekor bercabang dalam (bercagak) dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Di kedua sisi batang ekor masing-masing terdapat dua lunas samping berukuran kecil; yang pada beberapa spesiesnya mengapit satu lunas samping yang lebih besar. Tubuh kebanyakan dengan wilayah barut badan (corselet), yakni bagian di belakang kepala dan di sekitar sirip dada yang ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal dan agak besar. Bagian tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang belakang (vertebrae) antara 31–66 buah.[1]
           Aspek yang luar biasa dari fisiologi tuna adalah kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh lebih tinggi daripada suhu lingkungan. Sebagai contoh, tuna sirip biru dapat mempertahankan suhu tubuh 75-95 °F (24-35 °C), dalam air dingin bersuhu 43 °F (6 °C). Namun, tidak seperti makhluk endotermik seperti mamalia dan burung, ikan tuna tidak dapat mempertahankan suhu dalam kisaran yang relatif sempit.[2]
Tuna mampu melakukan hal tersebut dengan cara menghasilkan panas melalui proses metabolisme. Rete mirabile, jalinan pembuluh vena dan arteri yang berada di pinggiran tubuh, memindahkan panas dari darah vena ke darah arteri. Hal ini akan mengurangi pendinginan permukaan tubuh dan menjaga otot tetap hangat. Ini menyebabkan tuna mampu berenang lebih cepat dengan energi yang lebih sedikit.[2]

Jenis-jenis tuna

Ukuran maksimum jenis-jenis tuna
Ada lebih dari 48 spesies tuna. Marga Thunnus sendiri memiliki 9 spesies:
Seorang pemancing dengan tuna tangkapannya
          Di samping itu, masih ada beberapa anggota marga lain dari suku Scombridae yang juga digolongkan sebagai tuna:
  • Allothunnus fallai (Serventy, 1948).
  • Auxis rochei (Risso, 1810).
  • Auxis tongolis (Bonnaterre, 1788).
  • Auxis thazard (Lacepede, 1800), tongkol krai.
  • Euthynnus affinis (Cantor, 1849), tongkol como.
  • Euthynnus alletteratus (Rafinesque, 1810).
  • Euthynnus lineatus (Kishinouye, 1920).
  • Gymnosarda unicolor (Rüppell, 1836).
  • Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758), cakalang.
  • Thunnus lineaus (Temminck & Schlegel, 1844).

Etimologi

"Tuna" berasal dari perkataan Spanyol atún, dari bahasa Arab تن atau نون (tun/tunn), dari bahasa Latinthunnus, dari bahasa Yunani θύννος (thynnos).

 Penangkapan

Madidihang diberi es untuk mengawetkannya dalam pengangkutan. Palabuhanratu, Sukabumi
Tuna merupakan ikan komersial, komoditas perikanan tangkap yang penting. LSM International Seafood Sustainability Foundation telah menyusun laporan terinci mengenai stok ikan tuna dunia pada 2009, yang direvisi secara teratur. Menurut laporan itu,
“Jenis-jenis tuna yang terpenting untuk perikanan tangkap dan olahraga memancing adalah madidihang, tuna mata besar, tuna-tuna sirip biru dan tatihu, albakor, dan cakalang.
Antara 1940 dan pertengahan 1960an, tangkapan perikanan dunia terhadap lima spesies tuna terpenting telah meningkat dari angka sekitar 300 ribu menjadi sekitar sejuta ton pertahun, kebanyakan di antaranya dengan alat pancing. Dengan perkembangan teknologi alat tangkap pukat cincin (purse-seine), dalam beberapa tahun terakhir tangkapan tuna melonjak hingga lebih dari 4 juta ton pertahun. Sekitar 68 persen dari angka tersebut berasal dari Samudra Pasifik, 22 persen dari Samudra Hindia, dan 10 persen sisanya terbagi antara Samudra Atlantik dan Laut Tengah. Tangkapan cakalangmadidihang (24%), mata besar (10%) dan albakorlongline), 11% dengan pancing huhate (pole and line), selebihnya dengan alat lain-lain.”[3] mendominasi hingga 60% tangkapan, diikuti oleh (5%). Sekitar 62% produksi dunia ditangkap dengan menggunakan pukat cincin, sebesar 14% dengan menggunakan pancing rawai tuna (
Pada 2006 Pemerintah Australia menuduh bahwa Jepang telah memanen tuna secara berlebihan (overfishing) dan ilegal, dengan menangkap 12–20 ribu ton pertahun, jauh di atas kuota yang disepakati sebesar 6 ribu ton pertahun. Nilai kelebihan tangkapan itu ditaksir mencapai 2 milyar dolar (Amerika).[4][ Kelebihan penangkapan itulah yang diduga telah merusak stok tuna sirip biru.

ikan mas

Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia.

          Di Indonesia, ikan mas memiliki beberapa nama sebutan yakni kancra, tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya.

Sistematika dan Morfologi

         Ahli perikanan Dr. A.L Buschkiel dalam RO. Ardiwinata (1981) menggolongkan jenis ikan karper menjadi dua golongan, yakni pertama, jenis-jenis karper yang bersisik normal dan kedua, jenis kumpai yang memiliki ukuran sirip memanjang. Golongan pertama yakni yang bersisik normal dikelompokkan lagi menjadi dua yakni pertama kelompok ikan karper yang bersisik biasa dan kedua, bersisik kecil.Sedangkan Djoko Suseno (2000) mengemukakan, berdasarkan fungsinya, ras-ras ikan karper yang ada di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan ras-ras ikan konsumsi dan kelompok kedua adalah ras-ras ikan hias.
       Ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper bersisik penuh dan ras ikan karper bersisik sedikit. Kelompok ras ikan karper yang bersisik penuh adalah ras-ras ikan karper yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh. Ras ikan karper yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah ikan karper majalaya, ikan karper punten, ikan karper si nyonya dan ikan karper merah atau mas. Sedangkan yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah ikan karper kaca yang oleh petani di Tabanan biasa disebut dengan nama karper gajah. Untuk kelompok ras ikan karper hias, beberapa di antaranya adalah karper kumpay, kaca, mas merah dan koi.
         Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan karper ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.

Sejarah Perkembangannya di Indonesia

            Menurut Djoko Suseno (2000), di Indonesia pertama kali ikan karper berasal dari daratan Eropa dan Tiongkok yang kemudian berkembang menjadi ikan budi daya yang sangat penting. Sementara itu, menurut R.O Ardiwinata, (1981) ikan karper yang berkembang di Indonesia diduga awalnya berasal dari Tiongkok Selatan. Disebutkan, budi daya ikan karper diketahui sudah berkembang di daerah Galuh (Ciamis) Jawa Barat pada pertengahan abad ke-19. Masyarakat setempat disebutkan sudah menggunakan kakaban - subtrat untuk pelekatan telur ikan karper yang terbuat dari ijuk – pada tahun 1860, sehingga budi daya ikan karper di kolam di Galuh disimpulkan sudah berkembang berpuluh-puluh tahun sebelumnya.Sedangkan penyebaran ikan karper di daerah Jawa lainnya, dikemukakan terjadi pada permulaan abad ke-20, terutama sesudah terbentuk Jawatan Perikanan Darat dari “Kementrian Pertanian” (Kemakmuran) saat itu.Dari Jawa, ikan karper kemudian dikembangkan ke Bukittinggi (Sumatera Barat) tahun 1892. Berikutnya dikembangkan di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara) tahun 1895, daerah Bali Selatan (Tabanan) tahun 1903, Ende (Flores, NTT) tahun 1932 dan Sulawesi Selatan tahun 1935. Selain itu, pada tahun 1927 atas permintaan Jawatan Perikanan Darat saat itu juga mendatangkan jenis-jenis ikan karper dari Negeri Belanda, yakni jenis Galisia (karper gajah) dan kemudian tahun 1930 didatangkan lagi karper jenis Frankisia (karper kaca). Menurut Djoko Suseno (2000), kedua jenis karper tersebut sangat digemari oleh petani karena rasa dagingnya lebih sedap, padat, durinya sedikit dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan ras-ras lokal yang sudah berkembang di Indonesia sebelumnya.
          Pada tahun 1974, seperti yang dikemukakan Djoko Suseno (2000), Indonesia mengimpor ikan karper ras Taiwan, ras Jerman dan ras fancy carp masing-masing dari Taiwan, Jerman dan Jepang. Sekitar tahun 1977 Indonesia mengimpor ikan karper ras yamato dan ras koi dari Jepang. Ras-ras ikan karper yang diimpor tersebut dalam perkembangannya ternyata sulit dijaga kemurniannya karena berbaur dengan ras-ras ikan karper yang sudah ada di Indonesia sebelumnya sehingga terjadi persilangan dan membentuk ras-ras baru.

Syarat dan Kebiasaan Hidup

            Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%o.
            Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.

Perkembangbiakan

           Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonad (ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air.
Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
           Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
            Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia. Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.
             Setelah 2-3 minggu, kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram. Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang bobot per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan akan tumbuh terus menjadi induk. Setelah enam bulan dipelihara, bobot induk ikan jantan bisa mencapai 500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.

Jenis-jenis Ikan Mas (Karper)

             Saat ini, banyak sekali jenis ikan mas yang beredar di kalangan petani, baik jenis yang berkualitas tidak terlalu tinggi hingga jenis unggul. Setiap daerah memiliki jenis ikan mas favorit, misalnya di Jawa Barat, ikan mas yang paling digemari adalah jenis ikan mas majalaya. Di daerah lain, jenis ini belum tentu disukai, begitu juga sebaliknya. Perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh selera masyarakat dan kebiasaan para petani yang membudidayakannya secara turun-temurun.
              Dari beberapa jenis ikan mas yang telah dikenal masyarakat, varietas majalaya termasuk jenis unggul. Buktinya, varietas ini telah dilepas oleh Menteri Pertanian tahun 1999 dalam rangka HUT ke-25 Badan Litbang Pertanian.
              Jenis-jenis ikan mas secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Jenis ikan mas konsumsi adalah jenis-jenis ikan mas yang dikonsumsi atau dimakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berasal dari hewan. Sementara itu, jenis ikan mas hias umumnya digunakan untuk memenuhi kepuasan batin atau untuk hiasan (pajangan) dan dipelihara di kolam-kolam taman atau akuarium.

Ikan Mas Konsumsi

1. Ikan Mas Punten
            Ras ini dikembangkan pertama kali pada tahun 1933 di Desa Punten, Malang, Jawa Timur. Tubuhnya relatif pendek, tetapi bagian punggungnya lebar dan tinggi. Karena itu, bentuk badan ikan mas punten terkesan membuntak atau bulat pendek (big belly). Perbandingan antara panjang total dan tinggi badan adalah 2,3-2,4:1. Warna sisik hijau gelap, mata agak menonjol, gerakan tubuhnya lambat, dan bersifat jinak.
2. Ikan Mas Sinyonya atau Putri Yogya
           Tidak diketahui pasti asal-usul nama ikan jenis ini. Beberapa orang menyebutkan, ikan mas ini mudah sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya memanjang (long bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66:1.
           Sisiknya berwarna kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih muda agak menonjol, kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua. Sifat ikan mas sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan mas sinyonya memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000—125.000 dan diameternya 0,3—1,5 mm. Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas ini tahan terhadap parasit Myxosporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,5—8,5.
3. Ikan Mas Taiwan
            Ikan mas taiwan memiliki bentuk badan yang memanjang dan bentuk punggung seperti busur agak membulat. Sisiknya berwarna hijau kekuningan hingga kuning kemerahan di tepi sirip dubur dan di bawah sirip ekor. Ikan mas taiwan sangat responsif terhadap makanan sehingga akan saling berebut ketika diberi pakan. Diduga nenek moyang ikan mas ini berasal dari Taiwan, kemudian diintroduksi dan dikembangkan di Indonesia.
4. Ikan Mas Merah
           Ciri khas dari ikan mas ini adalah sisiknya yang berwarna merah keemasan. Gerakannya aktif, tidak jinak, dan paling suka mengaduk-aduk dasar kolam. Bentuk badannya relatif memanjang. Dibandingkan dengan ras sinyonya, posisi punggungnya relatif lebih rendah dan tidak lancip. Matanya agak menonjol.
5. Ikan Mas Majalaya

Ikan mas hitam
              Sesuai dengan namanya, ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran badannya relatif pendek dan punggungnya lebih membungkuk dan lancip dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan antara panjang dan tinggi tubuhnya adalah 3,2:1.
Bentuk tubuhnya semakin lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan mas ini relatif jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau keabuan dan bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung, warna sisik ikan ini semakin gelap.
             Ikan mas majalaya memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat, tahan terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila, rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000—110.000 butir per kilogram induk.
5. Ikan Mas Yamato
             Ikan mas ini kurang populer di kalangan petani ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuhnya memanjang. Sisiknya berwarna hijau kecokelatan. Ikan mas ini banyak ditemukan dan dibudidayakan di Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.
6. Ikan Mas Lokal
             Ikan mas ini sebenarnya belum bisa digolongkan sebagai salah satu ras atau jenis ikan mas. Meskipun demikian, ikan ini justru paling banyak ditemukan di lapangan dan paling banyak dikenal oleh petani ikan dewasa ini.
              Bentuk tubuh dan warnanya merupakan kombinasi dari beberapa jenis ikan mas yang sudah ada. Secara umum, bentuk tubuhnya memanjang dan matanya tidak sipit. Kemungkinan besar ikan ini muncul akibat perkawinan silang yang tidak terkontrol dengan jenis-jenis ikan mas lain yang ada di masyarakat.

 Ikan Mas Hias

Jenis-jenis ikan mas yang digolongkan ke dalam kelompok ikan mas hias sebagai berikut.
1. Ikan Mas Kumpay
         Ciri yang menonjol dari ikan mas kumpay adalah semua siripnya panjang dan berumbai sehingga tampak indah ketika sedang bergerak. Warna sisiknya sangat bervariasi, ada yang putih, kuning, merah, dan hijau gelap. Bentuk badannya memanjang seperti ikan mas sinyonya. Pertumbuhannya tergolong lambat. Kadang-kadang, ikan mas ini juga dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi.
2. Ikan Mas Kancra Domas
          Bentuk tubuhnya memanjang. Gerakannya mirip ikan mas taiwan, yakni selalu aktif dan kurang jinak. Sisiknya berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna sisiknya bervariasi, ada yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik punggungnya berwarna gelap. Semakin ke arah perut, warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.

Karper kaca
3. Ikan Mas Kaca
           Ciri khas ikan ini adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup sisik sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik berwarna putih mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam.
4. Ikan Mas Fancy
             Bentuk tubuh ikan mas ini memanjang. Sisiknya berwarna putih, kuning, dan merah. Pada tubuhnya terdapat totol-totol berwarna hitam. Karena warnanya yang bermacam-macam itulah ikan mas ini disebut fancy.

Koi
5. Ikan Mas Koi
          Ikan mas koi atau yang lebih populer disebut koi (saja) ini berasal dari Jepang. Mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna sisiknya beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari warna-warna tersebut.
          Hobiis ikan mas umumnya menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya yang indah dan menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan cukup jinak.
Ikan koi memiliki beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya, misalnya platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi, dan taishusanshoku nishikigoi.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas

JENIS-JENIS IKAN LAUT





Sebagai olahragawan dalam memancing, adalah bijaksana jika kita mengetahui beberapa jenis dari mahluk laut yang kita pancing tersebut. Mengenal mereka dengan tambahan informasinya, akan membantu dalam identifikasi hasil tangkapan.
Untuk memudahkan identifikasi dari ikan yang tertangkap, dapat dibagi dalam beberapa kategori jenis:
Jenis Ikan Berparuh (Billfish)
billfishio6
JENIS TUNA
tunaau5
JENIS MACKEREL
jenismackerelqd0
JENIS IKAN KUWE
jenisikankuweao3
JENIS KAKAP
jeniskakapzf0
JENIS IKAN LAINNYA(tanpa kategori)
jenisikanlainnyatanpakaai7
Jenis Ikan Berparuh (Billfish)
billfishio6
Jenis ikan yang dianggap paling kuat dalam olahraga mancing adalah jenis ikan berparuh. Kebanyakan dari jenis ini akan mempertontonkan atraksi yang cukup lengkap. Menyelam, melompat, menari dipermukaan, menggeleng dengan liar, dlsb. Beberapa pemancing pernah berucap:
“Jangan pernah mengaku sebagai pemancing, sebelum menaklukan salah satu dari jenis ikan berparuh ini”. Selain perlawanan yang gigih, jenis ini juga dikenal dengan ukurannya yang besar. Beberapa diantaranya bisa mencapai lebih dari 500 Kg.
Memancing dengan tim yang solid (Kapten, kru kapal dan pemancing) sangat dianjurkan untuk memenangkan pertarungan dengan jenis ini. Bersiap akan sambarannya dan berilah Label (Tag) sebelum melepaskannya, jika anda memenangkan pertarungan tersebut.
Jenis-jenisnya:
ikanpedangwy7
Ikan Pedang :
NAMA LAIN: Broadbill Swordfish, Broadie, Pez Espada
JENIS: Xiphias Gladius
UKURAN: Biasanya mulai dari 50 Kg s/d diatas 500 Kg.
REKOR DUNIA: 1,182 pounds
KARAKTER: Tidak seliar Marlin Biru, tetapi memiliki kekuatan setara dan bertarung dengan kasar yang mana kadang-kadang dapat juga melakukan lompatan spektakuler.
marlinhitamqd4
MARLIN HITAM
NAMA LAIN: Black Marlin, White Marlin, Silver Marlin
JENIS: Makaira Indica
UKURAN: Perkiraan berat maximum 1.000 Kg.
REKOR DUNIA: 1,560 pounds
KARAKTER: Sangat kuat dan luar biasa cepat yang mana bukan hanya menguji pemancing dan pirantinya tetapi juga seluruh kru kapal. Berenang cepat dipermuka-an, lalu menyelam di kedalaman yang dapat menyebab-kan kenur putus karena hambatan air.
marlinbiruyz3
MARLIN BIRU
NAMA LAIN: Blue Marlin, Pacific Blue Marlin
JENIS: Makaira Mazara ( Marlin Biru Pacific),
Makaira Nigricans (Marlin Biru Atlantic)
UKURAN: Dapat mencapai berat 1.200 Kg lebih (Pacific)
REKOR DUNIA: 1,402 pounds (Atlantic)
KARAKTER: Lebih kuat dari Marlin Hitam dan untuk menangkap Marlin Biru sangat pasti diperlukan kerja tim. Biasanya bertarung lebih dalam dibandingkan dengan Marlin Hitam atau Marlin Loreng.
marlinlorengxm1
MARLIN LORENG
NAMA LAIN: Striped Marlin, Striper, Stripey
JENIS: Tetrapturus Audax
UKURAN: Diperkirakan berat maximum mencapai 250 Kg.
REKOR DUNIA: 494 pounds
KARAKTER: Petarung yang kuat untuk piranti ringan Biasanya akan menari dipermukaan jika terpancing dan melakukan lompatan-lompatan spektakuler. Ketika pertama kali terpancing akan melompat beberapa kali, kemudian menyelam dikedalaman tanpa pernah muncul kembali. Ikan yang fantasis untuk dipancing dengan pancing cambuk (Fly fishing).
marlinputihai5
MARLIN PUTIH
NAMA LAIN: White Marlin, Spikefish, Agujo Blanco
JENIS : Tetrapturus Albidus
UKURAN: Berat maximum diperkirakan lebih dari 100 Kg
REKOR DUNIA: 181 pounds
KARAKTER: Mungkin jenis ini merupakan jenis ikan berparuh yang paling senang berada di udara, tetapi juga dengan stamina yang baik.
marlinkapakif8
MARLIN KAPAK
NAMA LAIN: Hatchet Marlin
JENIS: Tetrapturus Sp.
UKURAN: Tidak diketahui, kemungkinan berkisar 100 Kg
REKOR DUNIA: Tidak ada
KARAKTER: Sangat langka. Merupakan varian dari Marlin Putih, kemampuan bertarung sama dengan Marlin Putih.
ikanlayaranqw4
IKAN LAYARAN
NAMA LAIN: Indo-Pacific Sailfish, Spindlebeak, Pez Vela
JENIS: Istiophorus Platypterus (Layaran Indo-Pacific), Istiophorus Albicans (Layaran Atlantic)
UKURAN: Berat maximum diperkirakan 120 Kg. (Layaran Indo-Pacific)
REKOR DUNIA: 221 pounds (Layaran Indo-Pacific),
141 pounds (Layaran Altantic)
KARAKTER: Berakrobatik dengan spektakuler dan lebih banyak berada di atas air ketika terpancing. Kecepatan yang luar biasa yang umumnya tidak bertarung dikedalaman. Merupakan primadona untuk piranti ringan dan mancing cambuk (Fly fishing).
todakberparuhpanjangvs8
IKAN TODAK BERPARUH PANJANG
NAMA LAIN: Longbill Spearfish, Altantic Spearfish, Long-nose Spearfish
JENIS: Tetrapturus Pfleugeri
UKURAN: Berat maximum 50 Kg.
REKOR DUNIA: 94 pounds
KARAKTER Sebagai ikan yang termasuk kecil dalam keluarga ikan berparuh, ikan ini sangat asyik dipancing dengan piranti ringan dalam mengantisipasi larinya yang secepat kilat dan juga akrobat yang dilakukannya.
todakmediteranianih1
IKAN TODAK MEDITERANIAN
NAMA LAIN: Mediterannean Spearfish
JENIS: Tetrapturus Belone
UKURAN: Berat maximum 50 Kg.
REKOR DUNIA: 90 pounds
KARAKTER: Sebagai ikan yang termasuk kecil dalam keluarga ikan berparuh, ikan ini sangat asyik dipancing dengan piranti ringan dalam mengantisipasi larinya yang secepat kilat dan juga akrobat yang dilakukannya.
todakberparuhpendeklu4
IKAN TODAK BERPARUH PENDEK
NAMA LAIN: Shortbill Spearfish, Altantic Spearfish
JENIS: Tetrapturus Angustirotris
UKURAN: Berat maximum 50 Kg.
REKOR DUNIA: None
KARAKTER: Sebagai ikan yang termasuk kecil dalam keluarga ikan berparuh, ikan ini sangat asyik dipancing dengan piranti ringan dalam mengantisipasi larinya yang secepat kilat dan juga akrobat yang dilakukannya.
(sumber berbagai media ; tuyulpenipu @ bluefame.com )

ilegal fishing

Stop ilegal fishing atau stop penangkapan ikan secara ilegal merupakan upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan kelestarian dan keberadaan sumberdaya ikan di Indonesia. Kerugian negara akibat penangkapan ikan secara ilegal (ilegal fishing) yang dilakukan oleh kapal-kapal asing di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-RI) disinyalir meningkat setiap tahun, seiring dengan banyaknya kasus pelanggaran eksploitasi di sektor perikanan. Dari data yang diperoleh, saat ini negara kehilangan 6 juta ton sumberdaya ikan dengan kerugian sekitar 30 Trilyun Rupiah akibat pencurian hasil laut.

Ilegal fishing tersebut dapat berupa pencurian hasil, pengeboman ikan, pembiusan, penggunaan pukat harimau dan sebagainya yang bersifat destruktif maupun menyebabkan over fishing. Sebagian besar pelaku kasus illegal fishing yang terungkap adalah kapal ikan asing seperti dari Vietnam, Thailand, China, Myanmar dan Malaysia. Sepanjang tahun 2009, telah ditemukan banyak kasus ilegal fishing di WPP-RI. Sebanyak 13 kasus ilegal fishing yang ditangani oleh Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpolair) Polda Sulawesi Selatan dan Barat, 22 kasus yang tangani oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Proponsi Kalimantan Tengah yang aksinya tersebar di 14 Kabupaten, dan masih banyak lagi kasus ilegal fishing di perairan yang berbatasan dengan negara tetangga, seperti Malaysia.
Dari sekian banyak kasus, alasan pelaku (nelayan) melakukan penangkapan ikan secara ilegal (ilegal fishing) yaitu mereka memperoleh hasil tangkapan yang maksimal, tanpa menyadari dampak negatif dari kegiatan tersebut.
Menurut Dedi S. Adhuri (Peneliti LIPI) bahwa kapal pukat harimau, yang sudah dilarang sejak 1980, diizinkan beroperasi di perairan Kalimantan Timur bagian utara dengan Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2008. Beroperasinya kapal pukat itu digunakan untuk memperkuat klaim pemerintah atas pulau-pulau di wilayah yang berbatasan dengan Malaysia yaitu pulau Sipadan dan Ligitan terulang. Kapal pukat dijadikan simbol keberadaan Indonesia, tapi sekaligus merugikan. Kapal-kapal pukat itu pun sebenarnya bukan milik nelayan Indonesia, melainkan milik pemodal Malaysia. Mereka bekerja sama dengan nelayan setempat untuk memperoleh izin administratifnya dan hasil tangkapannya dijual di Malaysia. Saat tertangkap, yang dihukum hanya anak buah kapal, sedangkan pemodalnya lolos.
Stop Ilegal Fishing Untuk Kesejahteraan Masyarakat
Pada dasarnya, kerugian yang diakibatkan kegiatan illegal fishing (www.iuufishing.com) sebagai berikut :
1. Subsidi Bahan Bakar Minyak dimanfaatkan dan dinikmati oleh kapal-kapal yang tidak berhak,
2. Berkurangnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),
3. Peluang kerja nelayan Indonesia (lokal) berkurang, karena kapal-kapal illegal adalah kapal-kapal asing yang menggunakan ABK asing,
4. Hasil tangkapan umumnya dibawa langsung ke luar negeri (negara asal kapal), sehingga mengakibatkan : hilangnya sebagian devisa negara, dan berkurangnya peluang nilai tambah dari industri pengolahan,
5. Ancaman terhadap kelestarian sumberdaya ikan karena hasil tangkapan tidak terdeteksi, baik jenis, ukuran maupun jumlahnya (destruktif dan over fishing),
6. Merusak citra Indonesia pada kancah International karena IUU fishing yang dilakukan oleh kapal asing berbendera Indonesia maupun kapal milik warga negara Indonesia. Hal ini juga dapat berdampak ancaman embargo terhadap hasil perikanan Indonesia yang dipasarkan di luar negeri.
Besarnya nilai kehilangan sumberdaya ikan dan kerugian negara menyebabkan dilakukannya perubahan atas UU No. 31 Tahun 2004 menjadi UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan. Pelaksanaan Pengelolaan Perikanan sesuai amanat dari Perubahan UU Perikanan harus selaras antara Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), TNI AL dan Ditpolair.
Dalam memberantas ilegal fishing, maka diperlukan program penguatan armada penangkapan nasional, pemberian permodalan serta yang paling vital pemenuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) sesuai kemampuan nelayan. Penguatan armada penangkapan nasional dengan melakukan pengadaan kapal-kapal, alat dan perlengkapan tangkap yang bersaing (ramah lingkungan) serta meningkatkan pengetahuan penangkapan ikan. Pemenuhan BBM dengan melakukan subsidi khusus kepada nelayan. Selain itu, pengurangan investor asing perikanan masuk ke Indonesia juga diperlukan, agar terjadi pertumbuhan investor dalam negeri (kemandirian bangsa).
Peran Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) sangat dibutuhkan dalam pengawasan pengelolaan perikanan untuk menekan Ilegal fishing. Penambahan dan memaksimalkan kerja Kelompok Masyarakat Pengawas (POKWAMAS) dengan pemberian fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan pengawasan, sehingga proses pelaporan kegiatan ilegal fishing dapat efisien.
Berdasarkan semua uraian di atas, maka pengelolaan perikanan untuk kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Kelestarian dan eksistensi stok sumberdaya ikan dapat pula dinikmati oleh generasi selanjutnya. Stop Ilegal Fishing Untuk Kesejahteraan Masyarakat.