Minggu, 17 Juli 2011

Acanthater planci

Acanthaster planci adalah sejenis bintang laut yang mempunyai lebih dari 21 lengan, seluruh permukaan tubuhnya bagian atas penuh dengan duri-duri beracun, bintang laut dewasa dapat mencapai ukuran diameter satu meter atau http://www.coremap.or.id/i/imgplanci.jpglebih. 

    
 Bintang laut ini dapat bergerak dengan kecepatan 20 meter per jam.
Acanthaster planci berkembang biak dengan mengeluarkan telur atau sperma kedalam air laut melalui lubang yang terletak di tengah-tengah tubuh bagian atas pada waktu suhu air laut di Great Barrier Reef (GBR) mencapai sekitar 28 derajat celcius. Setelah telur terbuahi, akan tumbuh menjadi larva yang akan hanyut bersama arus sebagai plankton selama 2-4 minggu. Anak-anak A. planci akan menempel di terumbu karang setelah mencapai diameter 1-2 mm. Mereka itu akan hidup diantara puing-puing karang, dan nyaris tak terlihat sampai dengan umur 6 bulan.
Acanthater planci mulai bertelur pada umur 2-3 tahun,dan akan memijah selama 5-7 tahun. Setiap kali memijah seekor induk dapat menghasilkan lebih dari 6 juta telur. Walaupun populasinya tidak terlalu besar,A.planci berpotensi menghasilkan anakan dalam jumlah besar karena mereka selalu hidup berkelompok dan memijah secara bersamaan.

KIMA (Tridacna)

Kima (Tridacna) adalah genus kerang-kerangan berukuran besar penghuni perairan laut hangat. Kima termasuk dalam famili Tridacnidae.
KIMA adalah binatang laut yang terdapat di seluruh pesisir indonesia khususnya daerah daerah yang berair jernih dan berarus. Banyak sekali terdapat didaerah pongok disebabkan daerah pongok merupakan pertemuan dua arus yaitu arus yang berasal dari Selat Gaspar dan Selat Bangka sehingga airnya sangat jernih.
Kima umumnya hidup bersimbiosis dengan zooxanthellae, sejenis alga bersel tunggal. Zaat-zat hasil fotosintesa zooxanthellae sebagian besar diberikan kepada Kima dewasa yang menjadi inangnya. Zat yang diberikan mencapai lebih dari 90 persen hasil fotosintesa tersebut. Jadi, Kima mendapatkan bahan makanan tidak hanya dari proses filter feeding dengan menyaring partikel-partikel yang ada di dalam laut, tapi juga melalui simbiosis dengan zooxanthellae.
Dalam laporan dari beberapa hasil penelitian yang dikutip Ambariyanto dalam artikelnya, bahan makanan yang diberikan zooxanthellae ke Kima mampu memenuhi lebih dari kebutuhan energi Kima dewasa. Nilai CZAG (Contribution of Zooxanthellae to Animal Growth) dapat mencapai lebih dari 200 persen.
Kondisi ini akan menguntungkan saat pembudiayaan Kima di laut karena tidak akan diperlukan bahan makanan tambahan. Jadi, tidak perlu dikeluarkan biaya untuk penyediaan makanan Kima.

Jenis-jenis

bintang laut

Asteroidea (bintang laut)
a.klasifikasi
Klasifikasi bintang laut :
Kingdom : Animalia
Phylum    : Echinodermata
Class        : Asteroidea
Genus      : Asteroidea
Spesies    : Asteroidea sp.
                                                              Linckia laevegata
b.bagian tubuh dan fungsinya
• Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh.
• Saluran batu
• Saluran cincin
• saluran radial, meluas ke seluruh tubuh.
• Saluran lateral
• Ampula
• Kaki tabung
Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial  Selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula.Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung. Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak.
 Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lengan-lengannya. Stomach : sebagai alat pencernaan.Mulut : tempat menyerap makanan Anus : mengeluarkan sisa metabolisme .Gonad : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil hormon kelamin.

C. peranan bintang laut bagi kehidupan
Sebagai detrivor yaitu pemakan materi organik ,herbivora, karnivora, kotoran dan bangkai laut. Sehingga laut menjadi bersih dan keseimbangan ekosistem terjaga.
ciri-ciri :
- Tubuh terdiri atas lima lengan atau lebih yang tersusun radial.
- Pada ujung-ujung lengan terdapat alat sensor.
- Ujung tentakel pada bintik matayang mengandung pigmen merah ,peka terhadap cahaya.
- Permukaan tubuh bagian atas di tutupi duri-duri tumpul berbentuk catut (pediselaria).
- Pada umumnya berwarna oranye,biru, ungu, hijauatau gabungan warna-warna tersebut.
- Alat organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan.
-Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di    permukaan atas (permukaan aboral).
- Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit.
- Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin

Sabtu, 16 Juli 2011

bulu babi

Bulu babi atau urchin adalah binatang kecil, berbentuk bulat, bertulang belakang, yang merupakan bagian dari kelas Echinoidea. Bulu babi ditemukan seluruh samudra di dunia. Kulit atau "Test", mebentuk putaran dan bertulang belakang, secara khas dari 3 sampai 10 cm berhadapan. Warna umum hitam dan paduan dari hijau olive,, zaitun, coklat, ungu, dan merah. Pergerakkan pelan, Makanan kebanyakan dari ganggang. Berang-Berang Laut, Ikan belut Serigala, dan pemangsa lain merupakan predator bulu babi. Bulu babi juga dipanen oleh manusia dan rusa kecil sebagai makan yang lezat.


Bulu babi mempunyai bentuk lima simetri (disebut pentamerisme) dan pergerakkan denga pertolongan ratusan tiny kecil, transparan, melekat " kaki tabung ". Pentamerous simetri tidak jelas nyata pada peristiwa kebetulan tetapi mudah dilihat di kulit bulu babi kering atau test.
Anatomi Dan Fisiologi
Pada mulanya, bulu babi sering terlihat sessile (diam), yaitu. tidak mampu untuk yang bergerak. Kadang-kadang tanda kehidupan yang paling menyolok adalah tulang belakang, yang dipasang pada dasar ke sendi peluru dan dapat menunjuk ke segala arah.
Kebanyakan bulu babi, sentuhan cahaya menimbulkan gerakan dan reaksi yang dapat terlihat dari tulang belakang, yang memusat ke arah titik yang disentuh. Bulu babi tidak punya mata yang dapat melihat, kaki, atau alat bergerak, tetapi dapat bergerak dengan bebas di atas permukaan atas pertolongan pelekatan kaki tabungnya, bekerja bersama dengan tulang belakang.
Bulu babi membangun spicules, dari kristal yang tajam "tulang" itu yang mendasari endoskeleton pada fase larval. Tulang belakang, dalam beberapa jenis adalah panjang dan tajam, berfungsi untuk melindungi bulu babi dari pemangsa. Tulang belakang dapat menimbulkan luka menyakitkan pada manusia jika terinjak diatasnya, tetapi tidak berbahaya serius, dan tidak dijelaskan bahwa tulang belakang sangat beracun (tidak sama dengan pedicellariae antara tulang belakang, yang beracun).
Bulu babi secara khas mempunyai tulang belakang yang panjangnya antara 1 sampai 3 cm, tebal 1 sampai 2 mm, dan tidak tajam. Diadema Antillarum, umum dikenal dengan Caribbean, mempunyai tulang belakang tipis, berpotensi berbahaya yang dapat mencapai panjang 10 sampai 30 cm. Beberapa tulang belakang bulu babi adalah beracun.
Ekologi
Makanan Bulu babi sebagian besar adalah ganggang, tetapi dapat juga hidup dengan cakupan luas dari hewan tak bertulang punggung seperti kupang, spons / bunga-karang, bintang rapuh dan crinoids. Bulu babi adalah salah satu dari makanan
favorit berang-berang laut dan juga sumber nutrisi utama untuk ikan belut serigala. Jika tidak dikendalikan, bulu babi akan merusak lingkungan yang diciptakan oleh ahli biologi yang disebutsea urchin barren, tanpa macroalgae dan asosiasi fauna.
Bulu babi adalah salah satu dari model organisme tradisional dalam pengembangan biologi. Penggunaan bulu babi didalam konteks ini memulai dari era 1800an, ketika pengembangan embrio dari bulu babi mudah diamati dengan mikroskop. Bulu babi merupakan jenis pertama di mana sel sperma terbukti berperan penting didalam reproduksi oleh pembuahan sel telur.
Reproduksi
Pembuahan eksternal. Bulu Babi betina melepaskan beberapa juta telor kecil yang dibungkus cairan gel pada waktu yang sama. Telor atau sperma dilepaskan melalui lima gonopores. Perkembanga, larva kecil (disebut pluteus, mempunyai bi- lateral simetri) berenang di laut dan sperti komponen zooplankton. Setelah beberapa bulan bulu babi muda terbentuk. Waktu dari pembuahan sampai usia dewasa reproduktif adalah dari 2 sampai 5 tahun.
Peranan Bulu Babi dalam Ekosistem Lingkungan
Selain pemanfaatannya sebagai bahan pangan, biota ini juga sangat berperan dalam kesetimbangan ekosistem habitatnya. Seperti peran bulu babi bagi terumbu karang diantaranya yaitu, peningkatan jumlah populasi jenis ini mengakibatkan kematian larva atau karang muda. Bila populasinya turun (absence grazing) karang akan ditumbuhi oleh alga yang dapat berakibat pada kematian karang dewasa dan tidak adanya tempat bagi larva karang (www.terangi.or.id.)
Kematian massal bulu babi pernah terjadi pada tahun 1983-1984 di Pasifik
Barat, yang dimulai dari Panama di awal Januari 1983 yang menyebar ke Karibia
Teluk Meksiko, Bahama, Bermuda dengan tingkat kematian mencapai 93-100%. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, namun diduga terinfeksi bakteri. Dampak kematian bulu babi ini menyebabkan biomassa alga meningkat, karena makanan utama bulu babi adalah alga coklat, alga hijau dan lamun. Wilayah perairan St. Croix mengalami peningkatan biomassa alga yang pesat hingga 400-500%, hanya berselang 5 hari setelah kematian bulu babi.

ikan giru

Ikan giru atau lebih dikenal dengan sebutan ikan badut adalah ikan dari anak suku Amphiprioninae dalam suku Pomacentridae. Ikan giru bersimbiosis dengan anemon laut
Anemon akan melindungi Ikan badut dari pemangsa dan Ikan badut akan membersihkan Anemon dengan memakan sisa - sisa makanan Anemon.  Ikan badut berwarna kuning, jingga, kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar mencapai panjang 18 cm, sementara yang terkecil hanya 6 cm.



Ciri khas yang paling menarik dari ikan ini, yang badannya dihiasi dengan warna-warna cemerlang, adalah tempat hidupnya yang telah Allah pilihkan. Ikan badut hidup di cabang-cabang karang yang mirip pohon yang disebut sebagai ”anemon laut”. Ada kapsul-kapsul beracun pada cabang-cabang anemon laut yang akan membuat ikan yang menyentuhnya terluka atau mati. Namun Ikan badut tidak pernah terluka oleh anemon laut ini. Bahkan mereka bersembunyi di balik cabang-cabang tersebut yang membuatnya aman dari pemangsa. Ada cairan yang khusus di badan ikan badut ini yang melindunginya dari ‘gigitan’ kapsul anemon laut.

ROTIFERA

Rotifer merupakan salah satu pakan alami larva ikan yang digunakan para pembudidaya ikan. Rotifer termasuk kedalam filum invetrebrata yang lebih dan secara dekat dikaitkan dengan cacing gelang (nematoda). Ada tiga kelas Rotifera yaitu Seisionidea, Bdelloidea, Monogononta, kelas dimana terdapat Branchionus plicatilis, calyciflorus, dan  rubens. Kelas Monogononta memiliki sirklus hidup partenogenetik yang terdiri dari fase seksual dan aseksual. Sebagian masa hidupnya berada dalam fase aseksual namun pada lingkungan tertentu kelompok ini dapat melakukan reproduksi seksual dan aseksual secara serentak. faktor-faktor yang menentukan jenis kelamin masih belum dipahami namun faktor makanan, tidak adanya stress fisiologis dan juga genetik memainkan peranan yang penting dalam hal ini.
Rotifer-rotifer dalam kelas monogononta memiliki susunan morfologi yang sederhana. Tubuhnya terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, badan, dan kaki. Pergerakannya dilakukan oleh sekumpulan silia yang membudar di sekitar bagian kepala yang disebut corona. Kulit luar yang keras menutupi tubuhnya disebut lorica memberikan Rotifer bentuk tubuh yang jelas. Kadang-kadang lorica memiliki duri anterior dan posterior yang berfungsi sebagai pertahanan diri dari predator atau sebgai alat pengapung. Rotifer tersusun atas kurang lebih 950 sel, memiliki system saraf, pencernaan, ekskresi dan reproduksi yang sangat khusus. Kaki yang memanjang pada bagian posterior digunakan untuk melekat (Suminto, 2005). Rotifer memiliki masa hidup yang tidak terlalu lama. Usia betina pada suhu 25◦C adalah antara 6-8 hari sedangkan yang jantan hanya 2 hari. Rotifer memiliki toleransi salinitas mulai dari 1-60 ppt, perubahan salinitas yang tiba-tiba dapat mengakibatkan kematian. Salinitas diatas 35 ppt akan mencegah terjadinya reproduksi seksual. Pencegahan ini merupakan hal yang diinginkan dalam kultur missal disebabkan karena keberadaan individu jantan dan kista akan mengurangi tingkat pertumbuhan populasi rotifera. Intensitas cahaya yang baik untuk kehidupan rotifer yaitu 2000-5000 lux, pH berkisar 7,5 sampai 8,5, kosentrasi amoniak bebas tidak boleh lebih dari 1 ppm. Rotifera bereproduksi setiap 18 jam sekali. Fekunditas total untuk seekor betina secara aseksual dan dalam kondisi yang baik maka 20-25 individu baru. Kuntitas dan kualitas makanan memberikan peranan penting dalam pertubuhan rotifer. Rotifer memakan beraneka ragam mikroalga (Suminto, 2005).
Kista Rotifer dihasilkan selama fase aseksual dalam sirklus hidupnya. Kista rotifer melindungi embrio dengan menekan proses metabolisme sehingga mampu bertahan selam beberapa tahun. Kista yang dihasilkan hampir sama dengan besar telur yang dihasilkan melalui fase seksual. Namun bedanya mereka ditutupi oleh cangkang yang keras serta mereka dapat bertahan dalam lingkungan yang ekstrim. Ketika berada dalam lingkungan yang sesuai kista tersebut dapat menetas pada usia 24 atau 48 jam pada suhu 25◦C dengan pencahayaan yang cukup. Rotifer-ritifer yang menetas tidak digunakan langsung untuk pakan tetapi untuk inokulan untuk kultur massa. Setelah dikultur massa baru Rotifer-rotifer ini digunakan sebagai pakan alami untuk ikan. Rotifer digolongkan menjadi dua kelompok utama yaitu strain S dan L yang memiliki perbedaan ukuran, bentuk, duri anterior, dan suhu optimum. Strain S bentuknya cendrung bulat dengan panjang antara 150-220 µm, sedangakan strain L memiliki panjang 200-360 µm. Adanya perbedaan-perbedaan ukuran rotifer sebagai pakan alami menyesuaikan dengan ukuran mulut larva ikan (Suminto, 2005).
·        



Branchionus sp ( Rotifera )
Menurut Isnanstyo dan Kurniastuty (1995), klasifikasi Branchionus sp adalah sebagai berikut :
Phyllum : Avertebrata
Kelas : Aschelminthes
Sub-kelas : Rotaria
Sub-ordo : Eurotaria
Familia : Monogonanta
Sub-familia : Branchionidae
Genus : Branchionae
Spesies : Branchionus plicatilis

ikan cakalang

Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah ikan berukuran sedang dari familia Scombridae (tuna). Satu-satunya spesies dari genus Katsuwonus. Cakalang terbesar, panjang tubuhnya bisa mencapai 1 m dengan berat lebih dari 18 kg. Cakalang yang banyak tertangkap berukuran panjang sekitar 50 cm. Nama-nama lainnya di antaranya cakalan, cakang, kausa, kambojo, karamojo, turingan, dan ada pula yang menyebutnya tongkol. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai skipjack tuna
 
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Scombridae
Genus: Katsuwonus
Kishinouye, 1915
Spesies: K. pelamis
Nama binomial
Katsuwonus pelamis
(Linnaeus, 1758)
Deskripsi
Tubuh berbentuk memanjang dan agak bulat (fusiform), dengan dua sirip punggung yang terpisah. Sirip punggung pertama terdiri dari XIV-XVI jari-jari tajam. Sirip punggung kedua yang terdiri dari 14-15 jari-jari lunak, diikuti oleh 7-9 sirip tambahan berukuran kecil (finlet). Sirip dubur berjumlah 14-15 jari-jari, diikuti oleh 7-8 finlet. Sirip dada pendek, dengan 26-27 jari-jari lunak. Di antara sirip perut terdapat dua lipatan kulit yang disebut taju interpelvis. Busur (lengkung) insang yang pertama memiliki 53-63 sisir saring.[1]
Bagian punggung berwarna biru keungu-unguan hingga gelap. Bagian perut dan bagian bawah berwarna keperakan, dengan 4 hingga 6 garis-garis berwarna hitam yang memanjang di samping badan. Tubuh tanpa sisik kecuali pada bagian barut badan (corselet) dan gurat sisi. Pada kedua sisi batang ekor terdapat sebuah lunas samping yang kuat, masing-masing diapit oleh dua lunas yang lebih kecil.[1]
PEYEBARAN
Cakalang dikenal sebagai perenang cepat di laut zona pelagik. Ikan ini umum dijumpai di laut tropis dan subtropis di Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik. Cakalang tidak ditemukan di utara Laut Tengah. Hidup bergerombol dalam kawanan berjumlah besar (hingga 50 ribu ekor ikan). Makanan mereka berupa ikan, krustasea, cephalopoda, dan moluska. Cakalang merupakan mangsa penting bagi ikan-ikan besar di zona pelagik, termasuk hiu.
PEMANFAATAN
Ikan cakalang adalah ikan bernilai komersial tinggi, dan dijual dalam bentuk segar, beku, atau diproses sebagai ikan kaleng, ikan kering, atau ikan asap. Dalam bahasa Jepang, cakalang disebut katsuo. Ikan cakalang diproses untuk membuat katsuobushi yang merupakan bahan utama dashi (kaldu ikan) untuk masakan Jepang. Di Manado, dan juga Maluku, ikan cakalang diawetkan dengan cara pengasapan, disebut cakalang fufu (cakalang asap).


POTENSI
Salah satu jenis sumberdaya ikan laut, yang mempunyai nilai ekonomis  penting dan mempunyai prospek yang baik adalah ikan cakalang. Potensi ikan pelagis besar di wilayah pengelolaan perikanan (WPP 4) yaitu di Selat Makassar dan Laut Flores sebesar 193,60 (103 ton/tahun) dan produksinya sebesar 85,10 (103 ton/tahun), dengan tingkat pemanfaatan sebesar 43,96 %. (DKP RI, 2004). Teknologi penangkapan yang umum digunakan di Indonesia untuk memanfaatkanpotensi sumberdaya ikan cakalang adalah purse seine dan pancing ( pole and line, pancing tonda, pancing ulur dan long line), (Monintja, 1999). Potensi produksi ikan tangkap di Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 900 ribu ton,

Kekuatan industri pada dasarnya berbasis pada sumberdaya. Penyebaran cakalang di perairan Indonesia luas dengan potensi besar. Pemanfaatannya relatif masih rendah, namun teknologi dalam usaha penangkapan berkembang pesat. Produktivitas beberapa jenis alat penangkap cakalang yang telah biasa digunakan nelayan telah cukup tinggi seperti pole and line dan purse seine. Perkembangan teknologi pengolahan pesat dan kapasitas industri cukup tinggi. Dalam industri penunjang, persediaan bahan/material pembuatan kapal ikan dan rumpon memadai dan harga relatif murah. Demikian pula, tenaga kerja mudah diperoleh dan relatif murah.
Kekuatan industri penangkapan cakalang sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi dan peluang pasar terbuka antara lain bahwa pangsa pasar industri penangkapan Indonesia dalam pasar Asia Tenggara cukup besar. Indonesia merupakan eksportir kedua setelah Thailand. Infrastruktur industri perikanan tersedia cukup baik dari pemerintah maupun swasta. Dari sisi pemerintah, sekurang-kurangnya akhir-akhir ini telah ada kemauan politik untuk memperbaiki kebijakan dalam bidang usaha perikanan termasuk cakalang.
Kelemahan yang masih menjadi kendala bagi pengembangan industri antara lain pendugaan potensi sumberdaya yang dapat dieksplorasi belum didukung teknologi yang memadai, dan sistem informasi dan basis data belum akurat. Dalam semangat mengoptimalkan eksplorasi sumberdaya, pencapaian target produksi sering dilakukan dengan menerapkan teknologi yang tidak berwawasan lingkungan sehingga merusak kelestarian lingkungan dan sumberdaya. Dominasi usaha penangkapan oleh nelayan tradisional di wilayah pantai menyebabkan gejala padat tangkap. Sistem penanganan dan pengolahan hasil tangkapan belum mampu mengakomodir standar mutu yang diinginkan oleh konsumen. Keahlian dan keterampilan tenaga kerja industri belum memadai. Unit penangkapan dan pengolahan cakalang belum menerapkan sistem alokasi optimum. Sarana distribusi produk cakalang kurang baik, khususnya di wilayah KTI. Dari industri penunjang, pasokan bahan baku industri pengolahan belum terpenuhidan strategi pemasaran yang diterapkan oleh para pelaku system

ALAT TANGKAP
Huhate (pole and line)
Huhate atau pole and line khusus dipakai untuk menangkap cakalang. Tak heran jika alat ini sering disebut “pancing cakalang”. Huhate dioperasikan sepanjang siang hari pada saat terdapat gerombolan ikan di sekitar kapal. Alat tangkap ini bersifat aktif. Kapal akan mengejar gerombolan ikan. Setelah gerombolan ikan berada di sekitar kapal, lalu diadakan pemancingan.
Terdapat beberapa keunikan dari alat tangkap huhate. Bentuk mata pancing huhate tidak berkait
seperti lazimnya mata pancing. Mata pancing huhate ditutupi bulu-bulu ayam atau potongan rafia yang halus agar tidak tampak oleh ikan. Bagian haluan kapal huhate mempunyai konstruksi khusus, dimodifikasi menjadi lebih panjang, sehingga dapat dijadikan tempat duduk oleh pemancing. Kapal huhate umumnya berukuran kecil. Di dinding bagian lambung kapal, beberapa cm di bawah dek, terdapat sprayer dan di dek terdapat beberapa tempat ikan umpan hidup. Sprayer adalah alat penyemprot air.
Pemancingan dilakukan serempak oleh seluruh pemancing. Pemancing duduk di sekeliling kapal dengan pembagian kelompok berdasarkan keterampilan memancing.
Pemancing I adalah pemancing paling unggul dengan kecepatan mengangkat mata pancing berikan sebesar 50-60 ekor per menit. Pemaneing I diberi posisi di bagian haluan kapal, dimaksudkan agar lebih banyak ikan tertangkap.
Pemancing II diberi posisi di bagian lambung kiri dan kanan kapal. Sedangkan pemancing III berposisi di bagian buritan, umumnya adalah orang-orang yang baru belajar memancing dan pemancing berusia tua yang tenaganya sudah mulai berkurang atau sudah lamban. Hal yang perlu diperhatikan adalah pada saat pemancingan dilakukan jangan ada ikan yang lolos atau jatuh kembali ke perairan, karena dapat menyebabkan gerombolan ikan menjauh dari sekitar kapal.

Jumat, 15 Juli 2011

siklus hidup udang

Menurut Haliman dan Dian (2006), siklus hidup udang vanamei sebelum ditebar di tambak yaitu stadia nauplii, stadia zoea, stadia mysis, dan stadia post larva.
1. Stadia nauplii
Pada stadia ini, larva berukuran 0,35-0,58 mm. Sistem pencernaannya belum sempurna dan masih memiliki cadangan makanan berupa kuning telur sehingga pada stadia ini benih udang vanamei belum membutuhkan makanan dari luar.
2. Stadia zoea
Stadia zoea terjadi setelah nauplii ditebar di bak pemeliharaan sekitar 15-24 jam. Larva sudah berukuran 1,05-3,30 mm. Pada stadia ini, benih udang mengalami moulting sebanyak 3 kali, yaitu stadia zoea 1, zoea 2, dan zoea 3. Lama waktu proses pergantian kulit sebelum memasuki stadia berikutnya (mysis) sekitar 4-5 hari. Pada stadia ini, benih sudah dapat diberi pakan alami, seperti artemia.
3. Stadia mysis
Pada stadia ini, benih sudah menyerupai bentuk udang yang dicirikan dengan sudah terlihat ekor kipas (uropods) dan ekor (telson). Benih pada stadia ini sudah mampu memakan fitoplankton dan zooplankton. Ukuran larva berkisar antara 3,50-4,80 mm. Stadia ini memiliki 3 sub stadia, yaitu mysis 1, mysis 2, dan mysis 3 yang berlangsung selama 3-4 hari sebelum masuk pada stadia postlarva .
4. Stadia postlarva (PL)
Pada stadia ini, benih udang vaname sudah tampak seperti udang dewasa. Hitungan stadia yang digunakan sudah berdasarkan hari. Misalnya PL 1 berarti postlarva berumur 1 hari. Pada stadia ini udang sudah mulai aktif bergerak lurus kedepan.

Siklus hidup Kepiting

Kepiting bakau adalah hewan berkulit keras,dengan klasifikasi sebagai berikut :
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decaphoda
Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies: Scylla serrata


Siklus Hidup
Siklus hidup Kepiting Bakau sejak telur mengalami fertilisasi dan lepas dari tubuh induk betina akan mengalami berbagai macam tahap, yaitu:
 1. Sekali perkawinan bisa 3 kali memijah.
2. Pelepasan telur bisa terjadi setengah jam dan proses penetasan
dapat berlangsung selama 3 hari.
3. Proses perkembangan telur hingga penuh berlangsung selama 30 hari.
Ciri-ciri masing-masing siklus :
Larva Zoea
Pada tahap Zoea, berlangsung proses pergantian kulit (molting) selama 3-4 hari. Pada stadium ini larva akan sangat peka terhadap perubahan lingkungan terutama kadar garam dan suhu air.
Fase Megalops
Pada fase ini larva masih mengalami proses molting namun relatif lebih lama yaiu sekitar 15 hari. Setiap molting tubuh kepiting akan mengalami pertambahan besar sekitar 1/3 kali ukuran semula.
Kepiting muda
Pada fase ini tubuh krpiting masih dapat terus membesar.
Kepiting dewasa
Pada stadium ini selain masih mengalami perbesaran tubuh, karapaks juga bertambah lebar sekitar 5-10 mm. Kepiting dewasa berumur 15 bulan dapat memiliki lebar karapaks sebesar 17 cm dan berat 200 gr.

sekilas tentang kampungku

Aku lahir di sebuah kampung yang terletak di bagian selatan kabupaten bone berjarak sekitar 200 km dari kota watampone. Namanya ini Kelurahan Palattae  yang merupakan ibukota kecamatan kahu dan di kenal dengan nama kelurahan pallattae.
                                                         Peta Kec.Kahu
Kecamatan ini berbatasan langsung dengan beberapa kecamatan diantaranya di bagian timur berbatasan dengan kecamatan Salomekko, di bagian utara dengan kecamatan Patimpeng, di bagian barat dengan kecamatan Lappariaja dan di bagian  selatan dengan kecamatan Bontocani dan kecamatan Kajuara yang juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Sinjai.
Pada wilayah Kecamatan kahu juga terdapat juga pengunungan dan perbukitan yang dari celah-celahnya terdapat aliran sungai. Beberapa desa yang dialiri sungai seperti desa pasaka,cammilo, labuaja,cakella,carima,cenrana,dan di kelurahan palattae sendiri mengalir sungai kecil yang berhunbungan dengan sungai di kecamatan libureng.

sekilas tentang kampungku

Aku lahir di sebuah kampung yang terletak di bagian selatan kabupaten bone berjarak sekitar 200 km dari kota watampone. Namanya ini Kelurahan Palattae  yang merupakan ibukota kecamatan kahu dan di kenal dengan nama kelurahan pallattae.
                                                         Peta Kec.Kahu
Kecamatan ini berbatasan langsung dengan beberapa kecamatan diantaranya di bagian timur berbatasan dengan kecamatan Salomekko, di bagian utara dengan kecamatan Patimpeng, di bagian barat dengan kecamatan Lappariaja dan di bagian  selatan dengan kecamatan Bontocani dan kecamatan Kajuara yang juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Sinjai.
Pada wilayah Kecamatan kahu juga terdapat juga pengunungan dan perbukitan yang dari celah-celahnya terdapat aliran sungai. Beberapa desa yang dialiri sungai seperti desa pasaka,cammilo, labuaja,cakella,carima,cenrana,dan di kelurahan palattae sendiri mengalir sungai kecil yang berhunbungan dengan sungai di kecamatan libureng.

Ikan dan Udang ekonomis penting


1. Ikan Air Tawar :
·         Ikan Mas & Karper (Ciprinus carpio)
·         Tawes (Puntius javanicus)
·         Nilem (Osteochillus hasselti)
·         Gurami (Osphronemus goramy)
·         Mujair (Oreochromis mosambicus)
·         Nila (Oreochromis niloticus)
·         Lele lokal (Clarias batrachus)
·         Patin (Pangasius pangasius)
·         Belut (Fluta alba)
·         Lele dumbo (Clarias gariupinus)

2. Ikan Air Laut & Payau :
·         Bandeng (Chanos chanos)
·         Kerapu bebek (Chromileptes altivelis)
·         Tongkol (Auxis thazard)
·         Ekor Kuning (Caesio sp)
·         Kuro/Senangin (Eletheronema tetradactylum)
·         Belanak (Mugil chepallus)
·         Kerapu macan (Epinephelus fuscogutattus)
·         Kakap Putih (Lates calcarifer)
·         Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus)
·         Baronang (Siganus sp)
·         Albakora (Thunus albacore)
·         Cakalang (Katsuwonus pelamis)
·         Tenggiri (Scomberomorus commerson)
·         Kembung Perempuan (Rastelliger branchysoma)
·         Sunglir (Elagatis bipinnulatus)

3. Udang Ekonomis Penting :
·         Udang galah (Macrobranchium rosembergii)
·         Udang windu (Panaeus monodon)
·         Udang Jerbung/Putih (Panaeus merguensis)
·         Udang Kelong/Putih (Panaeus indicus)
·         Udang vanami (Panaeus vennamei)
·         Udang Cedana (Metapenaeus brencornis)
·         Udang Harimau (Parapenaeopsis sculptilis)
·         Udang Krosok (Penaeus javanicus)
·         Lobster (Homorus vulgaris)

Ikan yang memiliki dan tidak memiliki gelembung Renang


·         Ikan perak (Cymatogaster aggregatus)
Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. contohnya: Elasmobranchii (hiu, pari dan skate)

Adaptasi Mangrove

               Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjo yang disebut akar nafas (pneumatofor).
                Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob.Tumbuhan mangrove mempunyai daya adaptasi yang khas terhadap lingkungan. Bengen (2001), menguraikan adaptasi tersebut dalam bentuk :
  1. Adaptasi terhadap kadar kadar oksigen rendah, menyebabkan mangrove memiliki bentuk perakaran yang khas :
  • bertipe cakar ayam yang mempunyai pneumatofora (misalnya : Avecennia spp., Xylocarpus., dan Sonneratia spp.) untuk mengambil oksigen dari udara; dan
  • bertipe penyangga/tongkat yang mempunyai lentisel (misalnya Rhyzophora spp.).
2.  Adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi :• Memiliki sel-sel khusus dalam daun yang berfungsi untuk menyimpan garam.
• Berdaun kuat dan tebal yang banyak mengandung air untuk mengatur keseimbangangaram.
• Daunnya memiliki struktur stomata khusus untuk mengurangi penguapan.

3. Adaptasi terhadap tanah yang kurang strabil dan adanya pasang surut,
dengan cara mengembangkan struktur akar yang sangat ekstensif dan membentuk jaringan horisontal yang lebar. Di samping untuk memperkokoh pohon, akar tersebut juga berfungsi untuk mengambil unsur hara dan menahan sedimen.

Bentuk adaptasi lain adalah adanya tipe2 akar yang berbeda di setiap jenisnyanya. Tipe Akar Mangrove dari Modul Pendidian Lingkungan yang ditulis oleh Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove (2006).
                Tipe akar mangrove ada beberapa macam. Sebenarnya, beranekanya jenis akar yang terdapat di mangrove adalah sebagai sebuah usaha mangrove untuk menghadapi habitatnya (daya adaptasi) berupa substrat lumpur dan kondisi lingkungannya yang selalu tergenang (reaksi anaerob). Flora mangrove, beradaptasi dengan membentuk akar-akar khusus untuk dapat tumbuh dengan kuat dan membantu mendapatkan oksigen. Bentuk perakaran mangrove, tersebut di bawah ini.



                                                                  Akar pada Avicennia
1. Akar Pasak (pneumatophore)
Akar pasak berupa akar yang muncul dari sistem akar kabel dan memanjang ke luar ke arah udara seperti pasak. Akar pasak ini terdapat pada Avicennia, Xylocarpus, dan Sonneratia.
2. Akar Lutut (knee root)
Akar lutut merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada awalnya tumbuh ke arah permukaan substrat kemudian melengkung menuju ke substrat lagi. Akar lutut seperti initerdapat pada Bruguiera spp.
3. Akar Tunjang (stilt root) 
Akar tunjang merupakan akar (cabang-cabang akar) yang keluar dari batang dan tumbuh ke dalam substrat. Akar ini terdapat pada Rhizophora spp
4. Akar Papan (buttress root)
Akar papan hampir sama dengan akar tunjang tetapi akar ini melebar menjadi bentuk lempeng, mirip struktur silet. Akar ini terdapat pada Heritiera.
5. Akar Gantung (aerial root)
Akar gantung adalah akar yang tidak bercabang yang muncul dari batang atau cabang bagian bawah tetapi biasanya tidak mencapai substrat. Akar gantung terdapat pada Rhizophora, Avicennia dan Acanthus.