Sabtu, 31 Maret 2012

Peranan ekosistem mangrove


·         Fungsi  fisik (menjaga garis pantai agar tetap stabil, melindungi pantai dari erosi laut/abrasi, intrusi air laut, mempercepat perluasan lahan, dan mengolah bahan limbah),
·         Fungsi biologis (tempat pembenihan ikan, udang, tempat pemijahan beberapa biota air, tempat bersarangnya burung, habitat alami bagi berbagai jenis biota)
·         Fungsi ekonomi (sumber bahan baku kertas, pertambakan, tempat pembuatan garam, bahan bangunan dll. (Naamin, 1990), makanan, obat-obatan & minuman, gula alcohol, asam cuka, perikanan, pertanian, pakan ternak, pupuk, produksi kertas & tannin dll. Kawasan tempat breeding & nurturing bagi ikan-ikan dan beberapa biota laut lainnya. Hutan mangrove juga berfungsi sebagai habitat satwa liar, penahan angina laut, penahan sediment yang terangkut dari bagian hulu dan sumber nutrisi biota laut.

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN

LAPORAN  PRAKTIKUM   PENCEMARAN
Uji Kandungan Logam Pb dan Cd dengan Kerang Hijau ( Perna Veridis ) sebagai Biomarker di Perairan Makassar (CPI dan POPSA)

PENDAHULUAN

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidupzatenergi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Logam berat termasuk bahan berbahaya dan beracun yang biasanya dihasilkan oleh industri berupa limbah. Logam berat yang lazim terdapat dalam limbah industri adalah logam timbal (Pb), Dan  kadnium (Cd). Walaupun kadar logam dalam tanah, air, dan udara rendah, namun dapat meningkat apabila manusia menggunakan produk-produk dan peralatan yang mengandung logam, pabrik-pabrik yang menggunakan logam, pertambangan logam, dan pemurnian logam.
Logam Pb dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, makanan, dan minuman. Logam Pb tidak dibutuhkan oleh manusia, sehingga bila makanan tercemar oleh logam tersebut, tubuh akan mengeluarkannya sebagian. Sisanya akan terakumulasi pada bagian tubuh tertentu seperti ginjal, hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut.Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah semua industri yang memakai Pb sebagai bahan baku maupun bahan penolon Logam Pb banyak digunakan pada industri baterai, kabel, cat (sebagai zat pewarna), penyepuhan, pestisida, dan yang paling banyak digunakan sebagai zat antiletup pada bensin. Pb juga digunakan sebagai zat penyusun patri atau solder dan sebagai formulasi penyambung pipa yang mengakibatkan air untuk rumah tangga mempunyai banyak kemungkinan kontak dengan Pb.
Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipil pada konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang kronis. Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sample tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn).
Organisme yang dipergunakan sebagai indikator biologi pencemaran yaitu jenis kerang-kerangan. Kerang hijau (Perna viridis) sebagai organisme filter feeder yang merupakan bioindikator yang baik dalam memonitor adanya suatu zat pencemar (logam berat) yang masuk ke dalam suatu perairan.
Kerang hijau adalah plankton  feeder, dapat berpindah-pindah tempat dengan menggunakan kaki dan benang  byssus, hidup baSik pada perairan dengan kisaran kedalaman 1 - 7 meter  dan memiliki toleransi terhadap perubahan salinitas antara 27-35 per  mil. Kerang hijau termasuk binatang  lunak (Mollusca) yang hidup ditaut, bercangkang dua (bivalve) berwama  hijau. Insangnya berlapis-lapis (Lamelii branchia) dan berkaki kapak  (Pelecypoda) serta memiliki benang byssus. Terdapat dalam jumlah yang berlimpah pada musimnya  disepanjang pantai Indonesia yaitu pada bulan Maret  sampai dengan bulan  Juli. Hidup di daerah pasang surut dan sub tidal, menempel kuat dan  bergerombol pada benda-benda keras dengan menggunakan benang byssusnya.
Biota perairan sangat beragam kemampuannya dalam mentoleransi atau tidak terhadap unsur logam. Pada organisme tertentu mempunyai kemampuan untuk mengontrol jumlah racun melalui sistem pengeluaran sementara yang lain tidak. Organisme yang tidak mampu mengontrol kandungan racunnya akan mengakumulasi polutan dalam tubuhnya. Salah satu akumulator logam adalah bivalvia termasuk kerang hijau. Berdasarkan hal tersebut sehingga perlu dilakukan penelitian tentang Kerang hijau sebagai biomarker pencemaran.


BAB II
METODE PRAKTIKUM

a.      Tempat  dan Waktu Praktek
            Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 16 November 2011 di CPI (Center Point of Indonesia) dan di POPSA. Praktikum ini di laksanakan pada 17 November 2011 di Laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan  dan di Uji di Lab Kesehatan Dinas Kesahatan Kota Makassar
b.      Alat dan Bahan
            Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
Alat
No
Nama ALat
Kegunaan
1
Timbangan Elektrik
Menimbang bobot tubuh
2
Mistar
Mengukur panjang tubuh
3
Gunting Bedah
Mempermudah pengambilan organ
3
Pinset
Mengambil organ tubuh kerang
Adapun Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Bahan
No
Bahan
Kegunaan
1
Kerang
Objek pengamatan/sampel
2
Aluminium Foil
Membungkus sample
3
Plastik Sampel
Tempat menyimpamg sampel
2
Tissue
Membersihkan peralatan

c.    Analisis Statistik
Data yang diperoleh dari hasil percobaan Tersebut dianalisis dengan dengan menggunakan bantuan software SPSS V.16


BAB III
HASIL

Dari Hasil pengukuran maka diperoleh Condition Indeks sebagai berikut :
LOKASI CPI
NO
Panjang
Tinggi
Lebar
Bobot (gr)
CI
1
8
2.5
4
1.07
0.21
2
7
2.5
4
1.04
0.24
3
7.9
2.5
4
4.71
0.95
4
7.6
2.7
4
4.5
0.88
5
7.5
2.5
3.5
3.17
0.59
6
7
2
3.5
2.97
0.74
7
6
2
3.5
2.74
0.80
8
8
2.5
4
3.09
0.62
9
10
3
4.8
4.08
0.65
10
7
2
3.5
2.05
0.51

LOKASI POPSA
NO
Panjang
Tinggi
Lebar
Bobot (gr)
CI
1
5.5
1.6
2.9
0.12
0.04
2
7.5
2.4
3.5
0.2
0.04
3
7.4
2.6
3.7
0.29
0.06
4
8
2.8
3.7
1.15
0.19
5
6.9
2.6
3.3
1.23
0.23
6
10.6
3.9
4.7
2.28
0.26
7
7.9
2.4
3.5
1.54
0.28
8
7.3
2.8
3.4
1.26
0.21
9
9
3.5
3.5
1.19
0.13
10
7.2
3.4
3.4
1.69
0.23
11
7.9
3.9
3.9
1.15
0.15
12
7.6
3.4
3.4
1.39
0.18
13
8.1
4.2
4.2
1.6
0.20
14
8.9
2.9
3.8
1.67
0.25
15
6.6
2.4
3.8
0.74
0.18
16
7.8
2.4
4.1
2.46
0.54
                        data Hasil pengujian di Laboratorium kesehatan Makassar
BAB IV. PEMBAHASAN
Uji Normalitas dan Homogenitas, angka signifikasi yang ditunjukkan sebagai berikut:

Dari hasil tes tersebut, nilai yang ditunjukkan lebih besar dari 0,05, sehingga data menyebar normal dan homogen. Selanjutnya, dilanjutkan dengan uji-t untuk melihat apakah terdapat perbedaan antara nilai Condition Indeks (CI) wilayah CPI dan POPSA, dan hasil yang diperoleh sebagai berikut:

            berdasarkan table tersebut Angka signifikasi yang ditunjukkan 0,029 < 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan antara lokasi CPI dan POPSA, yang menunjukkan terdapat perbedaan CI akibat adanya bahan pencemar yang merusak organ daging kerang yang dijadikan sampel dari kedua wilayah. Pada hasi CI sampel wilayah CPI lebih besar dibandingkan dengan wilayah POPSA dengan rata-rata sebagai berikut: 0.619, dan 0.197. Nilai CI sampel dari wilayah POPSA yang lebih kecil menunjukkan bahwa daging kerang mengalami kerusakan akibat adanya bahan pencemar logam, adapun kerusakannya lebih besar dibandingkan dengan sampel yang diambil diwilayah CPI.
2. Residu Logam Pb dan Cd

A. LOGAM PB
Mantel dari CPI dangan Biomarker Mantel dari Popsa
            Dari hasil pengujian yang telah dilakukan di laboratorium Kesehatan  Makassar  dilakukan uji dengan menggunakan Software SPSS. Yang dijadikan sebagai biomarker ini adalah Mantel Kerang. Kandungan logam Pb yang pada lokasi CPI dibangdingkan dengan kandungan logam Pb yang terdapat pada Mantel di Lokasi Popsa.
            Sebelum dilakukan pengujian maka sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas data.
Dari uji tersebut didapatkan nilai signifikan Kolmogorov-Smirnova   .0,200  dan Shapiro-Wilk 0,392 yakni lebih besar dari 0,05. Menunjukkan data NORMAL

KESIMPULAN
·         Condition Indeks sampel kerang hijau dari POPSA lebih kecil daripada kerang di CPI. Hal ini menunjukkan bahwa daging kerang mengalami kerusakan akibat adanya bahan pencemar logam, adapun kerusakannya lebih besar dibandingkan dengan sampel yang diambil diwilayah CPI.
·         Untuk pengujian Logam Pb melalui uji Independent Mantel Kerang Diketahui bahwa kandungan residu logam antara CPI dan Popsa tidak berbeda nyata atau menunjukkan residu yang sama bagitupula pada perbandingan Mantel dengan setiap organ yang diuji menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kandungan residu logam Pb antara biomarker.
·         Untuk pengujian Logam Cd melalui uji Independent Mantel Kerang Diketahui bahwa kandungan residu logam antara CPI dan Popsa berbeda nyata di mana  residu Cd pada Popsa lebih besar dari  residu Cd pada CPI sementara pada Mantel dengan setiap organ yang diuji menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kandungan residu logam Pb antara biomarker.
SARAN
·   Praktik Pencemaran cukup menarik namun ada yang perlu di perhatikan Penambahan kelengkapan sarana dan prasaran Laboratium demi kelancaran kegiatan praktikum serta Efisiensi ( biaya, waktu dan Tenaga) praktikum demi perbaikan praktikum pencemaran kedepan.