A. JUDUL
Pengembangan Usaha Mikro Budidaya Teripang (Holuthuria sp) dan Penggunaan Alat Safety Dive SCUBA (Self-Contained
Underwater Breating Apparatus) sebagai Wujud Kepedulian Sosial terhadap
Nelayan Penyelam Kompresor di Pulau Barrang Lompo, Makassar
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Nelayan adalah istilah
bagi orang yang sehari-harinya bekerja menangkap ikan atau organismeperairan lainnya. Nelayan padaumumnya menggunakan
peralatan yang sederhana dalam menangkap.Salah satu
organisme perairan yang memiliki nilai ekonomi dan komersial yang tinggi adalah
teripang sehingga banyak nelayan penangkap ikan yang kemudian beralih profesi
menjadi nelayan pencari teripang. Teripang merupakan organisme perairan yang
penyebarannya hampir merata di seluruh
perairan Indonesia. Salah satu wilayah yang terkenal sebagai nelayan
pencari teripang adalah Nelayan Pulau Barrang Lompo, Sulawesi Selatan.
Sejak tahun
1970-an, masyarakat pulau Barrang Lompoterlibat dalam penangkapan teripang
untuk mencari teripang kualitas tinggi di seluruh wilayah Indonesia Timur dan sekitarnya, sebagian
besar perdagangan teripang berpusat di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Teripang umumnya diekspor ke Luar
Negeri untuk diolah menjadi bahan makanan dan obat-obatan. Dewasa ini, dengan
semakin banyaknya permintaan akan teripang maka stok teripang dari alam juga
mengalami penurunan yang signifikan sehingga diperlukan sebuah solusi untuk
mengatasi ketergantungan terhadap sumberdaya alam Teripang dari alam.
Untuk
menangkap teripang, Nelayan pencari teripang harus menyelam ke dalam perairan
dengan menggunakan kompresor kemudian mengambil langsung dengan
tangan.Kurangnya pengetahuan keamanan menyelam (safety dive) pada nelayan menyebabkan kompresor
menjadi pilihan terbaik untuk menyelam sehingga banyak nelayan yang akhirnya
mengalami keracunan akibat penumpukan gas-gas beracun yang bersumber dari
kompresor.Penyelam yang memanfaatkan bantuan udara melalui kompresor lebih
berisiko terkena keracunan nitrogen (decompression
sickness) maupun nitrogen narcosis
yakni penyakit dekompresi pada penyelam akibat terlalu lama berada di air pada
kedalaman tertentu.Akibatnya adalah nyeri otot sendi dan tulang hingga
kelumpuhan dan kematian. Selain itu pada banyak kasus, nelayan teripang
mengalami kelumpuhan bahkan akhirnya mengalami kematian pada saat menyelam
sehingga banyak nelayan yang terpaksa
kehilangan anggota keluarganya. Hal ini tentu menjadi beban hidup dimana
umumnya keluarga yang ditinggalkan berada dalam kondisi miskin.Berdasarkan
Fenomena tersebut, maka lahirlah insiatif yakni pengembangan Usaha Mikro
Budidaya Teripang dalam mengurangi ketergantungan terhadap stok teripang di
alam serta Penggunaan Alat Safety Dive SCUBA
(Self-Contained Underwater Breating
Apparatus) sebagai wujud kepedulian terhadap nelayan penyelam kompresor di
Pulau Barrang Lompo”.
C.
PERUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada karya
tulis ini adalah sebagai berikut :
1.
Berkurangnya stok sumberdaya Teripang akibat
pemanfaatan yang terus-menerus.
2.
Penggunaan Kompresor sebagai alat untuk menyelam
sehingga kebanyakan nelayan mengalami masalah kesehatan seperti keracunan
Nitrogen dan Dekompresi.
D. TUJUAN
Tujuan karya tulis ini adalah sebagai berikut
:
1.
Memberikan
Informasi mengenai pengembangan usaha mikro budidaya teripang dalam mengatasi
ketergantungan stok terhadap sumberdaya alam.
2.
Memberikan
Penjelasan mengenai pentingnya Safety
dive/ keamanan menyelam bagi nelayan kompresorserta bahaya dari penggunaan
kompresor.
3.
Sebagai
dorongan bagi pengambil kebijakan untukmemperhatikan nasib nelayan pencari
teripang di Pulau Barrang Lompo
E.
LUARAN YANG DIHARAPKAN
Karya tulis ini memiliki target
luaran sebagai berikut :
·
Masyarakat
proses budidaya teripang dalam mengatasi ketergantungan terhadap sumberdaya
alam
·
Masyarakat
memahami pentingnya Safety dive/
keamanan menyelam serta bahaya dari penggunaan kompresor.
Luaran Jangka panjang
·
Masyarakat
melakukan proses budidaya teripang dan menggunakan peralatanSafety dive/ keamanan menyelam serta
bahaya dari penggunaan kompresor.
F.
KEGUNAAN
Karya tulis ini dapat memberi dorongan
bagi pengambil kebijakan/pemerintah untuk memperhatikan nasib nelayan pencari
teripang di Pulau Barrang Lompo sehingga Kesejahteraan nelayan semaking
meningkat.
G.
TINJAUAN
PUSTAKA
Pulau Barrang Lompo
Pulau Barrang Lompo merupakan pulau terbesar yang berada di kawasan
Kepulauan Spermonde, terletak di wilayah Kecamatan Ujung Tanah sekitar 12 kilometer sebelah barat Kota
Makassar. Pulau Barrang Lompo memiliki luas 8,9 hektar dengan jumlah penduduk
5.000 jiwa yang berasal dari berbagai suku di Sulawesi Selatan. Untuk menjangkau
pulau ini dari Dermaga Kayu Bangkoang Kota Makassar dapat ditempuh
perjalanan sekitar satu jam dengan menggunakan perahu motor. Sekitar 90%, mata
pencaharian penduduk pulau ini sebagai nelayan, sisanya bekerja disektor lain(dekranasda
kota Makassar, 2012).
Fasilitas umum di pulau ini cukup maju dibanding pulau lainnya, tersedia transportasi reguler dari dan ke Makassar dengan kapal motor.sanitasi yang cukup baik, fasilitas pendidikan : 1 buah Taman Kanak-kanak (TK), dan 2 buah Sekolah Dasar. Pulau ini dilengkapi juga dengan fasilitas Instalasi listrik dengan 2 generator yang berkapasitas 360 KVA yang beroperasi pada pukul 18.00 – 06.00 WITA. Jalan-jalan utama dibuat dari paving blok. Fasilitas air yang baik dan memiliki 2 buah dermaga yaitu tradisional dan semi permanen (dekranasda kotaMakassar, 2012).
Teripang
Teripang merupakan hewan invertebrata timun laut (Holothuroidea) yang dapat dimakan.Teripang adalah hewan
yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun
dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem
asosiasinya pada berbagai tingkat struktur (Nontji,1993).
Teripang telah dikenal dan dimanfaatkan sejak lama oleh bangsa Cina.
Sejak Dinasti Ming, teripang telah dijadikan hidangan istimewa pada perayaan,
pesta, dan hari-hari besar serta disebut-sebut pula mempunyai khasiat
pengobatan untuk beberapa penyakit. Di negara tersebut, dilaporkan bahwa secara
medis tubuh dan kulit teripang jenis Stichopus japomcus berkhasiat menyembuhkan
penyakit ginjal, paru-paru basah, anemia, anti-inflamasi, dan mencegah
arteriosklerosis serta penuaan jaringan tubuh. Di samping itu, ekstrak mumi
dari teripang mempunyai kecenderungan menghasilkan holotoksin yang efeknya sama
dengan antimicyn dengan kadar 6,25 - 25 mikrogram/mililiter. Di Indonesia
sendiri, teripang telah dimanfaatkan cukup lama terutama oleh masyarakat di
sekitar pantai sebagai bahan makanan. Untuk konsumsi pasaran internasional,
biasanya teripang diperdagangkan dalam bentuk daging dan kulit kering (Awaluddin,2011).
Teripang dapat ditemukan hampir di seluruh perairan pantai, mulai daerah
pasang surut yang dangkal sampai perairan yang lebih dalam.Untuk hidupnya,
teripang lebih menyukai perairan yang jernih dan airnya relatif tenang.Pada
umumnya, masing-masing jenis memiliki habitat yang spesifik.Misalnya, teripang
putih banyak ditemukan di daerah yang berpasir atau pasir campur lumpur di kedalaman
1 - 40 m. Sering pula ditemukan di perairan yang dangkal dan banyak ditumbuhi
ilalang laut (lamun). Sedangkan teripang koro dan teripang pandan banyak
ditemukan di perairan yang lebih dalam (Awaluddin,2011).
Di habitatnya, ada jenis teripang yang hidup berkelompok dan ada pula
yang hidup soliter (sendiri).Misalnya, teripang putih membentuk kelompok antara
3 - 10 ekor dan Holothuria nobilis
hidup berkelompok antara 10 - 30 ekor.Makanan utama teripang adalah
organisme-organisme kecil, detritus (sisa-sisa pembusukan bahan organik),
diatomae, protozoa, nematoda, algafilamen, kopepoda, ostrakoda, dan rumput
laut. Jenis makanan lainnya adalah radiolaria, foraminifera, partikel-partikel
pasir ataupun hancuran-hancuran karang, dan cangkang-cangkang hewan lainnya
(Awaluddin,2011).
Terdapat 29 jenis teripang yang saat ini menjadi komoditas perdagangan
global. Di Pulau Barrang Lompo harga teripang per kilogram berkisar antara
350 ribu sampai dengan 1,5 juta rupiah. Teripang umumnya dikelompokkan menjadi empat katagori berdasarkan
nilai-nilai komersial. Genera yang paling umum adalah Euapta, Synapta,
Synaptula atau Opheodesoma, spesies lainnya termasuk teripang berduri (Colochirus quadrangularis), teripang
laut kuning (Colochirus robustus) dan
apel laut (Pseudocolochirus violaceaus)
Famili Cucumariidae. Total hasil tangkapan teripang di Indonesia pada tahun
2004 sebesar 184 ribu ton. Saat ini teripang Indonesia diekspor sebesar 2600
ton per tahun dalam bentuk kering, konoko (gonad kering) dan konowata (usus
asin) (Anonim,2010).
Kompresor sebagai alat bantu penyelaman
Mesin
kompresor sebagai penyuplai udara dari permuakaan laut, selang sepanjang 100
meter sebagai media penyuplai udara pernafasan penyelam. Pengunaan alat bantu dan teknik penyelaman
yang jauh dari standar keselamatan penyelaman dapat
mengakibatban resiko yang sangat besar, selain pengunaan kompresor
yang tidak bisa dideteksi kandungan oksigen dan nitrogen serta cara
penyelaman yang sangat ekstrim lebih dari 60 meter yang di iringi teknik
penyelam naik dan turun kelaut, menyebabkan banyak penyelam
yang mengalami dekompresi atau keracunan nitrogen. karena nitrogen dalam
tubuh tidak terbuang dan nitrogen terlarut setelah menyelam
membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta system
syaraf yang berpengaruh terhadap kinerja saraf otot -
otot yang mengakibat kelumpuhan bahkan kematian (anonym, 2012).
H.
METODE PENULISAN
Metode penulisan
dalam karya tulis ini bersifat kajian pustaka atau library research.Datayang
diperoleh disajikan secara deskriptif yang disertai dengan analisis sehingga
menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih
lanjut.
I.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejak tahun 1960-an, masyarakat Barrang Lompo bekerja sebagai nelayan
pencari Teripang.Namun pada tahun 1970-ansetelah masyarakat mengetahui nilai
komersial dan pangsa pasarteripang yang menggiurkan,masyarakat di pulau ini
serentak beralih dari nelayan ikan ke nelayan teripang. Di balik kesuksesan
masyarakat Pulau Barrang Lompo
dalam mendulang harta melalui teripang kontradiktif dengan resikokematian
yang mengintai karena profesi
sebagai nelayan penyelam teripang. Nelayan Teripang biasanya menggunakan kapal
perahu jolloro/kapal motor ukuran sedang berkapasitas tiga ton yang kebanyakan
milik para punggawa nelayan teripang. Satu kapal biasanya di isi dengan satu
nahkoda kapal dan 3-6 penyelam serta 3 anggota di bagian dek mesin kapal.
Untuk mencari teripang nelayan melakukan penyelaman secara tradisional
dengan
menggunakan kompresor serta
peralatan menyelam yang
sederhana.Kurangnya berpendidikan dan pengetahuan akansafety dive/keamanan menyelam sehingga
mereka nekat menyelam dengan menggunakan kompresor sebagai alat penyuplai
oksigen untuk bernapas saat menyelam. Padahal Kompresor selama ini hanya
dipergunakan untuk pengisi angin pada ban kendaraan. Udara dari kompresor
tersebut dihirup setelah disambungkan dengan selang sepanjang 100 -150 meter
pada kedalaman 25 meter hingga 35 meter.
Kompresor tersebut
disambungkan dengan selangyang digunakan
tiga orang penyelam sekaligus dengan cara selang dipasang bercabang. Para
penyelam menyelam sendiri-sendiri mencari teripang di pasir atau yang terapung
sepanjang jangkauan selang mereka.Masing-masing penyelam hanya dilengkapi dengan
masker atau penyuplai udara kompresor melalui mulut.Mereka juga menyelam tanpa
menggunakan wetsut/ pakaian selam
padahal menyelam hingga kedalaman 30 meter akan menyebabkan suhu air semakin
dingin. Makanya para nelayan teripang pun mudah kehilangan panas tubuh sehingga
penyelam kerap kali mengalami kesemutan atau kram.
Penyelaman dengan Kompresor merupakan hal yang sangat berbahaya
mengingat.Banyak nelayan tidak menggunakan metode keamanan menyelam, mereka
hanya menggunakan kompresor tanpa menggunakan peralatan selam SCUBA yang umumnya digunakan. Berdasarkan
keterangan masyarakat setempat banyak nelayan meninggal, jumlahnya sudah
mencapai 100 orang lebih karena menyelam hanya menggunakan kompresor yang dapat menyebabkan keracunan pada tubuh
serta menyelam pada kedalaman laut tanpa disertai peralatan menyelam yang
memadai.Penyelam yang memanfaatkan bantuan udara melalui kompresor
lebih berisiko terkena keracunan nitrogen (decompression
sickness) maupun nitrogen narcosis
yakni penyakit dekompresi pada penyelam akibat terlalu lama berada di air pada
kedalaman tertentu.Akibatnya adalah nyeri otot sendi dan tulang hingga
kelumpuhan dan kematian. Olehnya dibutuhkan
penyuluhan atau pengenalan alat Safety Dive SCUBA (Self-Contained Underwater Breating Apparatus)
sebagai upaya untuk mengenalkan alat yang aman untuk digunakan menyelam.
Pengetahuan Safety dive
sangatlah penting mengingat adanya perbedaan lingkungan
sehingga seorang penyelam akan berhadapan dengan lingkungan yang baru yaitu
air. Untuk itu diperlukan penyesuaian terhadap cairan, sehingga dibutuhkan
suatu jenis peralatan sesuai dengan penggunaannya.Dengan demikian terciptalah
berbagai peralatan untuk dapat menyesuaikan lingkungan cair tersebut. Peralatan
selam SCUBA terbagi dua, peralatan dasar selam dan peralatan tambahan.Peralatan Dasar Selam meliputi :
Masker, Snorkel, Fins & Boots, Rompi Apung, Pakaian Selam/Wet Suit, Sabuk
Pemberat/Weight Belt, Pisau Selam, Sarung Tangan, Tas Selam/Gear Bag. Peralatan Tambahan meliputi Peralatan Scuba, Pengukur Kedalaman (Depth
Gauge), Kompas, Jam Selam, Cairan Antifog
SCUBA singkatan dari Self Contained Under Water Breathing
Apparatus, yaitu peralatan mandiri untuk bernapas dalam air. Scuba mulai
dikenal pada tahun 1943, diperkenalkan oleh seorang perwira Angkatan Laut
Perancis yang bernama Jacques Cousteau dan seorang insinyur yaitu Emile Gagnan.
Sistemnya dikenal dengan nama Aqualung. Aqua artinya air dan Lung adalah
paru-paru.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh penyelam sebagai berikut
:
·
Tekanan lingkungan (ambien preassure)
Tekanan didefinisikan
sebagai suatu daya atau tenaga per bidang satuan dan biasa disebut dalam pound
per inci (psi) dan atmosfir (ATM).Alasan mengapa seorang penyelam mengalami
ketidaknyamanan atau rasa sakit pada telinga setelah menyelam pada kedalaman
lebih dari 10 kaki (3 meter) adalah karena adanya perubahan tekanan.
Dipermukaaan laut tekanan Atmosfir adalah 14,7 pound per inci persegi (psi) (1
Bar). Tubuh manusia terbentuk kira-kira 70 % Volume cairan dan sekitar 30
% zat padat dan gas. Cairan dan zat
padat tidak dapat dimampatkan.Manusia memiliki bagian-bagian tubuh yang berisi
gas termasuk sinus, rongga telinga dan paru paru.Pada kedalaman 33 kaki (10
meter), dimana tubuh mendapat tekanan dua atmosfir (tanpa penyesuaian tekanan)
volume ruang udara fleksibel tubuh berkurang setengahnya.
Tabel.1 Perubahan tekanan dalam air
Kedalaman
Kaki/meter
|
ATM
|
Tekanan
Ambien
PSI/Bar
|
Volume
Kontainer yang tertutup
|
Kepadatan
Gas
|
0/0
|
1
|
14,7/1
|
1
|
1x
|
33/10
|
2
|
29,4/2
|
½
|
2x
|
66/20
|
3
|
44,1/3
|
1/3
|
3x
|
99/30
|
4
|
58,8/4
|
¼
|
4x
|
Organ tubuh yang rentan mengalami cedera akibat perubahan
tekanan air
·
Telinga/ ear squaeeze
Gendang telinga berfungsi
sebagai pelindung antara air dengan udara.Tertekannya gendang telinga (ear
squaeeze) terjadi tekanan air sewaktu tekanan air kedalam rongga telinga lebih
besar daripada tekanan udara ke dalam rongga telinga.Jika tekanan pada telinga
tidak sesuaikan maka dapat mengakibatkan cedera.Pecahnya gendang telinga dapat
diakibatkan oleh tidak seimbangnya tekanan dalam telinga.Gejala- gejala pada
telinga mencakup rasa sakit pada telinga, pusing, mual dan kesulitan mendengar.
·
Sinus /Squeeze Sinus (Barosinusitis)
Saluran dalam rongga hidung biasanya terbuka. Rongga
hidung biasanya akan menyesuaikan sendiri tekanan tekanan didalamnya selama
salurannya terbuka. Mekanismenya pada saat turun ke dalam air. Jika terdapat
sumbatan pada saluran sinus akan menyebabkan sinus squueze..Gejalanya yaitu
rasa sakit di wajah, kening, atau pipi selama menyelam.
·
Penyakit Dekompresi (Decompression Sickness)
Penyakit Dekompresi adalah
suatu keadaan yang paling harus dihindari oleh setiap diver.Secara sederhana
dekompresi didefinisikan sebagai suatu keadaan medis dimana akumulasi nitrogen
yang terlarut setela h menyelam membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran
darah serta system syaraf. Akibat dari kondisi tersebut maka timbul gejala yang
mirip sekali dengan stroke, dimana akan timbul gejala-gejala seperti mati rasa
(numbness), paralysis (kelumpuhan), bahkan kehilangan kesadaran yang bisa
menyebabkan meninggal dunia.
Masalah lain adalah berkurangnya stok budidaya teripang sehingga
diperlukan usaha Mikro budidaya teripang.
Adapun tahapan pada budidaya teripang antara
lain :
a. Pemilihan
Lokasi
Pemilihan lokasi merupakan langkah awal yang sangat menentukan
keberhasilan budidaya.Selain itu, beberapa pertimbangan bioekologi, sosial
ekonomi, dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku juga harus dipenuhi agar
kemungkinan timbulnya beberapa hambatan/masalah di kemudian hari bisa diantisipasi
sedini mungkin. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi tersebut adalah sebagai
berikut :
1)
Lokasi terlindung
Lokasi budi daya harus terlindung dari pengaruh arus, gelombang, maupun
angin yang besar. Arus, gelombang, atau angin yang besar akan merusak sarana
budi daya serta menyulitkan dalam pengelolaan budidaya. Lokasi yang terlindung
dari pengaruh seperti ini biasa diketemukan di perairan teluk, laguna, atau
perairan terbuka yang terlindung oleh gugusan pulau atau karang penghalang.
2)
Kedalaman air
Kedalaman air di lokasi budidaya sebaiknya berkisar antara 0,5 - 1 m
dihitung pada waktu surut terendah, sedangkan pada pasang tertinggi kedalaman
perairan sebaiknya tidak lebih dari 2 m. Hal ini untuk menghindarkan teripang
dari kekeringan atau kenaikan suhu air yang dapat mengganggu kehidupannya.
3)
Dasar perairan
Dasar perairan sebaiknya landai, terdiri dari pasir dan pecahan-pecahan
karang, berlumpur, dan banyak ditumbuhi ilalang laut/lamun serta rumput
laut.Karang, ilalang laut, serta rumput laut ini selain berfungsi sebagai
pelindung, juga berfungsi sebagai perangkap makanan untuk teripang.
4)
Perairan jernih
Perairan harus jernih, bebas pencemaran dengan nilai kecerahan 50 - 150
cm yang diukur dengan piring seicchi.
5)
Kualitas air
Lokasi budidaya yang dipilih sebaiknya mempunyai kisaran suhu air 24 -
30°C, kadar garam 28 - 32 ppt, pH air 6,5 - 8,5, oksigen terlarut 4 - 8 ppm,
dan mempunyai gerakan air cukup (kecepatan arus 0,3 - 0,5 m/detik).
6)
Ketersediaan benih
Benih merupakan salah satu faktor produksi yang cukup penting.Oleh
karena itu, untuk menjamin kelangsungan budidaya teripang, harus tersedia benih
yang cukup baik kualitas, kuantitas, maupun kontinuitas.Lokasi budidaya
sebaiknya dekat dengan sumber benih atau lokasi itu memiliki benih alami.Terdapatnya
benih alami di lokasi itu merupakan petunjuk bahwa lokasi itu cocok untuk
tempat budidaya. Di samping itu, kualitas benih akan terjaga tidak mengalami
stress karena penanganan dan pengangkutan dan tidak perlu lagi biaya untuk
pengangkutan.
b. Desain dan Konstruksi Sarana Budi Daya
Pada dasarnya metode budidaya teripang ialah membatasi areal di laut
untuk luasan tertentu agar teripang yang dipelihara terkurung di dalamnya,
tidak dapat meloloskan diri dan tidak mendapat serangan hama. Dengan
demikian, tambak yang tidak produktif asalkan kondisi air dan tanahnya memenuhi
syarat untuk kehidupan teripang dapat pula digunakan sebagai tempat budidaya.Metode
budidaya teripang tidak jauh berbeda dengan metode budidaya kerang-kerangan,
misalnya kerang darah atau kerang bulu, yang dikenal dengan metode pen culture
kurungan tancap atau kurungan pagar.
Desain dan konstruksi kurungan pagar umumnya dibedakan menjadi dua
berdasarkan bahan kurungan pagar yang dipergunakan yaitu kurungan pagar dari
bambu dan kurungan pagar dari jaring.
c.
Penyediaan Benih
Benih teripang dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu benih alami yang
dikumpulkan dari alam dan benih hasil pembenihan buatan di hatchery (panti
benih).
d.
Panen
Pemanenan teripang sebaiknya dilakukan pada waktu air surut, yaitu pada
pagi hari sebelum teripang membenamkan diri ke pasir.Panen dapat dilakukan
dengan memungut langsung teripang yang sudah berukuran besar dan memenuhi
ukuran konsumsi.Hasil panen ditampung dalam wadah, seperti tong plastik atau
ember. Pada waktu pemanenan diusahakan tubuh teripang jangan sampai terluka,
karena akan mempengaruhi harga jualnya nanti. Hasil panen segera dibawa ke
tempat pengolahan, karena teripang merupakan salah satu hasil perikanan yang
cepat busuk.
J. KESIMPULAN
Dengan adanya Pengembangan Usaha Mikro Budidaya Teripang (Holuthuria sp) akan mengurangi
ketergantungan terhadap Stok sumberdaya Teripang akibat pemanfaatan yang
terus-menerus dan Penggunaan
Alat Safety Dive SCUBA (Self-Contained Underwater Breating Apparatus)
juga akan mengurangi Penggunaan Kompresor sebagai alat untuk menyelam sehingga
kebanyakan nelayan akan terhindar dari masalah kesehatan seperti keracunan
Nitrogen dan Dekompresi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Pulau barrang Lompo http://dekranasda.makassarkota.go.id/
index.php?option=com_ content&task=view&id=3&Itemid=6
Awaluddin. 2011. Budidaya Teripang .
Brotoseno,
Iman. 2011 Available at :http://puloseribu.com/menulis/menulis/nelayan-kompresor-dan-potas-di-kepulauan-seribu.html
Kompasiana,
2011. Lorong Janda Barrang lompo Available
at :http://unik.kompasiana.com/2011/02/28/lorong-janda-barang-lompo/
Makassar
Diving. 2006. Penyelam Perairan Terbuka. SSI
NOAA
Diving Manual.Revised 2008.Diving For
Science and Technology USN Diving Manual 6th edition. POSSI Jawa Tengah.
Nontji,
Anugrah. 1993. Laut Nusantara.
Djambatan.Djakarta.
Biodata Ketua Dan
Anggota Kelompok
1.
Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Muhammad Nur
a. Nim/Angkatan : L21109 265
b. Fak/Jurusan : FIKP/ Perikanan
c. Tempat dan Tanggal Lahir : Bone, 24 Desember 1990
d.
Karya Ilmiah Yang pernah dibuat :
-
Pengembangan Kluster Industri Rumput Laut di
Sulawesi Selatan
-
Lakkang Mangroves Island (LMI) sebagai green open spaces berbasis Mangrove Kota
Makassar
-
Maritim Base Education, Upaya membangun kesadaran maritime melalui pengembangan
Ekstrakurikuler kebahariaan di Indonesia.
-
Sekolah Pesisir Lakkang, Upaya pengenalan Nilai
Kemaritiman sejak dini melalui metode pembelajaran ekologi.
Lampiran
II
ANALISIS USAHA PEMBESARAN TERIPANG
Analisis usaha ini menggambarkan pembesaran
teripang skala kecil dengan tempat berupa kurungan pagar dari bahan jaring.Luas
lahan sekitar (20 x 20) m2 dengan waktu pemeliharaan sekitar enam
bulan.Gambaran dari tiap jenTs kegiatan dan hasil yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
A.
Modal Tetap
1. Pembuatan kurungan pagar
-
Jaring/waring 80 m (@ Rp
2.500,00)
= Rp 200.000,00
- balok10 bh (@ Rp 11.000,00)
= Rp 110.000,00
- Patok kayu 80 bh (@ Rp 1.000,00)
= Rp 80.000,00
- Gergaji kayu 1 bh (@ Rp
5.500,00)
= Rp 11.000,00
- Parang 1 bh (@ Rp 7.000,00)
=
Rp 7.000,00
- Sekop 1 bh (@ Rp 55.000,00)
= Rp 55.000,00
- Palu 1 bh (@ Rp, 12.000,00)
= Rp 12.000,00
- Tali ris polyethylene 10 kg (@ Rp
1.500,00) = Rp 45.000,00
- Tali jaring 3 kg (@ Rp
4.500,00)
= Rp 13.500,00
- Pengurusan izin dan lain-lain Rp
75.000,00 = Rp
75.000,00
Total =567.500,00
2. Peralatan pengolahan
-
Wadah penampungan hasil panen 1bh (@ Rp12.000.00)
= Rp 12.000,00
-
Ember plastik 1 bh (@ Rp 8.500.00)
=
Rp 8.500,00
-
Wadah perebusan (pand) 1 bh (@ Rp
10.000,00)
= Rp 20.000,00
-
Pisau 1 bh (@ Rp 5.000,00)
=
Rp 5.000,00
-
Alat pengasap 1 bh (@ Rp 25.000,00)
=
Rp 25.000,00
-
Para-para penjemuran 1 unit (@ Rp 25.000,00)
=
Rp 25.000,00
Total =94.000,00
B. Modal Kerja
1. Pembesaran
- Bibit 4.000 ekor (@ Rp
l50,00)
= Rp 600.000,00
- Pakan 1.000 kg (@ Rp
100.00)
= Rp 100.000,00
- Upah kerja pembuatan kurungan pagar
=Rp 50.000,00
- Penyusutan kurungan pagar Rp
75.000,00
= Rp 75.000,00
Total biaya =825000,00
2. Pengolahan
- Garam 7,5 kg (@ Rp1000,00)
=
Rp 7.500,00
- Kayu bakar =
Rp 20.000,00
- Upah kerja =
Rp 50.000,00
- Penyusutan alat pengolahan Rp
10.000,00
= Rp 10.000,00
Total biaya =875.000,00
C.
Pendapatan Kotor
- Hasil panen
(kering olahan) 160 kg (@ Rp20.000,00)
Rp
3.200.000,00
D.
Pendapatan Bersih Rp 1.660.000,00
Catatan :
- Luas lahan pembesaran (20 m x 20 m) =
400 m2)
- Kelulusan hidup teripang 80 %
- Penyusutan berat basah menjadi kering 80 %
- Masa pemeliharaan 6 - 7 bulan
E.
Analisis Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Pendapatan Kotor B/C
Modal Produksi
Rp
3.200.000,00 / Rp 1.574.000,00
= 2,03
Dari analisis usaha tersebut dapat dilihat
bahwa dengan modal Rp 1.574.000,00 akan diperoleh pendapatan kotor hasil
penjualan teripang kering olahan sebesar 2,03 kali jumlah modal. Usaha ini
dianggap layak karena B/C Ratio-nya lebih besar dari satu.