Sabtu, 31 Maret 2012

upwelling dan downwelling pada laut

UPWELLING
Terjadinya air naik di daerah Laut Banda dabn Arafurah pertama kali dilaporkan oleh Wyrki (1958). Sejak itu bebagai penelitian telah dilakukakn yang makin mempertegas hal tersebut. Air naik disini terjadi hanya pada musim timur, di mulai sekitar bulan Mei sampai kira-kira bulan September. Kaerena pada saat ini angin musim timur mendorong keluar air permukaan Laut Bandadengan laju yang jauh lebih besar dari pada yang dapat diimbangi oleh air permukaan sekitarnyamaka air dari bawah pun bergerak naik untuk mengisi kekosongan. Air yang naik ini bersumber dari lapisan bawah dari kedalaman sekitar 125-300 m yang menyusup dari smudera pasifik. Kecepatan naiknya tampaknya kecil saja, diperkirakan sekitar 0,0006 cm/detik. Tetapi ini mempunyai arti besar, karena dengan itu volume air yang terangkat di daereh ini bisa mencapai rata-rata 2 juta m/detik. Air inilah yang antara lain ikut membangun arus musim timur yang mengalir kelaut flores. Akibat dari air naik ini ialah ditemukannnya suhu air yang rendah di permukaan, rata-rata 3ÂșC lebih rendah dari pada di musim barat, sedangkan saliitas 1% lebih tinggi.
Upwelling merupakan fenomena oseanografi yang melibatkan wind-driven motion yang kuat, dingin dan biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut. Upwelling adalah fenoma atau kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air laut. Gerakan vertikal ini adalah bagian integrasi dari sirkulasi laut tetapi ribuan sampai jutaan kali lebih kecil dari arus horizontal. Gerakan vertikal ini terjadi akibat adanya stratifikasi densitas air laut karena dengan penambahan kedalaman mengakibatkan suhu menurun dan densitas meningkat yang menimbulkan energi untuk menggerakkan massa air secara vertikal.  Laut juga terstratifikasi oleh faktor lain, seperti kandungan nutrien yang semakin meningkat seiring pertambahan kedalaman. Dengan demikian adanya gerakan massa air vertikal akan menimbulkan efek yang signifikan terhadap kandungan nutrien pada lapisan kedalaman tertentu.
Angin menyebabkan pergerakan arus secara vertikal disamping arus permukaan secara horisontal. Untuk memahami pergerakan air secara vertikal tersebut, kita harus tinjau Spiral Ekman. Transport netto lapisan permukaan (dikenal dengan Transport Ekman) adalah 900 ke arah kanan di belahan bumi utara. Normalnya, air permukaan menanggapi gaya tersebut dengan bergerak seperti suatu irisan (Gross, 1992).
Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya.
Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan
Rendahnya temperatur permukaan laut menyebabkan hilangnya panas dan mengubah iklim local. Air bawah permukaan yang dibawa ke permukaan dari kedalaman 100-200 meter kaya akan nutrien, yang mendukung pertumbuhan. Daerah upwelling ini mendukung pertumbuhan organisme laut yang menyediakan sekitar setengah perikanan dunia (Gross, 1992).
DOWNWELLING
Air yang digerakkan ke arah garis pantai akan menyebabkan lapisan permukaan menjadi tebal dan dipaksa bergerak turun, dan kembali ke arah laut melalui paparan benua, prosesnya dinamakan downwelling. Pada kasus ini, slope permukaan laut yang dihasilkan menciptakan arus yang tegak lurus garis pantai (Gross, 1992). Downwelling tersebut membantu mensuplai gas terlarut pada air di lapisan dalam dan membantu dalam distribusi organisme. Tidak seperti upwelling, downwelling ini tidak memiliki efek langsung pada iklim atau produktivitas pada pantai di dekatnya (Tom Garrison, 1993).
Pada musim barat situas telah berubah sama sekali. Saat itu arus musim barat yang membawa masuk air dari flores ke laut Banda volumenya terlalu besar untuk dapa diimbangi yang biasa keluar lewat selat sekitarnya.akibat air menumpuk disinilalu tenggelam dan keluar ke samudra Hindia pada kedalam sekitar 1.000 m lewat laut timur. Penenggelaman ini terjadi dengan maksimum sekitar bulan februari. Banyaknya air yang tenggelam selama musim ini di perkirakan rata-rata 2 juta m/detik atau berarti kurang lebih mengimbangi volume air naik pada musism upwelling. Pada prinsipnya, air yang berada di lapisan atas merupakan yang banyak mengandung Oksigen dan organisme planktonik, pada saat terjadi downwelling, Oksigen (gas) dan organisme tersebut terdistribusi ke lapisan di bawahnya yang lebih miskin. Walaupun terjadi distribusi gas dan organisme, namun downwelling hanya berdampak kecil terhadap produktivitas primer di lautan berbeda halnya dengan Upwelling yang berpengaruh besar pada produktivitasdan iklim lautan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar